TERBARU

Indrapura : Dari Kerajaan ke Kesulthanan

Written By Irhash A. Shamad on 17 September 2013 | 18.58

Menelusuri asal usul kesultanan Indrapura terutama pada masa-masa sebelum abad keenambelas, seperti mengurai benang kusut yang tidak jelas ujungnya.  Perjalanan sejarah kesultanan Indrapura sendiri barulah agak terang  setelah adanya ‘pencatatan-pencatatan’ dari transmisi kesaksian lisan melalui naskah-naskah yang ditulis beberapa abad setelahnya serta pencatatan-pencatatan asing yang dilakukan setelah masuknya bangsa barat.  
Naskah sebagai wujud ‘memori kolektif’ pada awalnya ‘terbenam’ dalam interaksi oral masyarakatnya dari generasi ke generasi. Meskipun naskah merupakan sumber lokal yang dapat digunakan untuk menelusuri sejarah kesultanan ini secara spesifik, namun sangat disadari bahwa pengalihan dari kesaksian oral

Keilmuan Budaya Perspektif Islam dalam Konteks Budaya Lokal ; Telaah Awal tentang Transformasi Keilmuan Adab di Ranah Budaya Minangkabau

Written By Irhash A. Shamad on 16 Agustus 2013 | 07.01

Pengantar : 
Era informasi merupakan babak baru dalam sejarah peradaban manusia. Kemajuan mutakhir yang telah dicapai di bidang teknologi informasi telah menyebabkan  penetrasi informasi mengalir deras melalui berbagai media IT dan menjangkau ke segenap pelosok dunia. Implikasi penetrasi informasi ini antara lain terbentuknya cara hidup global dengan paradigma baru beserta tuntutan nilai-nilai universal yang menjadi acuan bersama dalam pergaulan hidup masyarakat. Arus deras globalisasi budaya dengan berbagai piranti ideologis yang menyertainya telah merengsek ke dalam tatanan masyarakat nyaris tanpa hambatan. Implikasi dari penetrasi budaya itu telah melebur nilai-nilai budaya masyarakat lokal yang penuh nuansa keagamaan, dan secara gradual telah digiring kearah pembudayaan global yang sarat nuansa

Historiografi dan Masalah Relevansi Kekinian

Written By Irhash A. Shamad on 16 Mei 2013 | 21.45

Manusia dalam kehidupannya, baik secara individual maupun sosial, sesungguhnya tidak bisa terpisah dari sejarah, sebagaimana juga manusia sebagai individu tidak bisa dipisahkan dari ikatan lingkungan sosialnya.
Hal pertama didasarkan bahwa ciri eksistensi manusia memiliki struktur historikalitas, yakni ‘eksistensi yang mewaktu atau menyejarah’. Manusia sebagai obyek, struktur ke’kini’annya tidaklah bersifat statis, tetapi lebih merupakan ‘dialogi’ atau perjumpaan yang terus menerus antara masa lalu dan masa depan. Apapun yang dipikirkan dan apapun prilaku yang ditunjukkan oleh manusia pada hari ini, selalu berorientasi ke masa lalu dan masa depan, yang oleh Husserl disebutkan bahwa ‘manusia setiap saat berretensi dan berprotensi’, yaitu mengenggam yang sudah dan menjangkau yang akan datang

Maklumat

Maklumat
 
Support : Pandani Web Design
Copyright © 2009-2014. Irhash's Cluster - All Rights Reserved
Template Created by Maskolis
Proudly powered by Blogger