tag:blogger.com,1999:blog-52674925697227446072024-02-08T12:45:58.804+07:00Irhash's Clusterdidedikasikan untuk sejarah, budaya, agama dan kemasyarakatanIrhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.comBlogger154125tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-28615224614461218582020-12-11T10:45:00.011+07:002021-10-30T21:23:17.984+07:00Membangun Identitas Islam dan Nilai Nilai Edukasi Melalui Seni Kaligrafi <p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt;"><b><span face=""Arial","sans-serif"">Pengantar<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span face=""Arial","sans-serif""></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span face=""Arial","sans-serif""><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7M5e2j3QYwTn1CbeKJLgUWDfInoxKY-0DkdJEbvpQnuV0x7_qxKAG-maTp5isGQviNkg1AbKvZmLX_4qdKnxPJsW2-E4NrrnXtwfOJqTcTVPuAXsmZnvWd4yQW99Luye4gDZ1pDUQqqE/s2048/73-Tauhid-01+Logo+Mockup+-+by+PuneDesign.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1311" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7M5e2j3QYwTn1CbeKJLgUWDfInoxKY-0DkdJEbvpQnuV0x7_qxKAG-maTp5isGQviNkg1AbKvZmLX_4qdKnxPJsW2-E4NrrnXtwfOJqTcTVPuAXsmZnvWd4yQW99Luye4gDZ1pDUQqqE/s320/73-Tauhid-01+Logo+Mockup+-+by+PuneDesign.jpg" width="320" /></a></span></div><span face=""Arial","sans-serif"">Kemajuan teknologi
informasi akhir-akhir ini melaju sangat pesat. Seiring dengan itu pola-pola
kehidupan sosial dan budayapun mengalami perubahan dengan cepat. Perubahan mana
seringkali tidak diikuti dengan perubahan sikap mental masyarakat, sehingga
tidak jarang terjadi <i>cultural shock</i>
dengan munculnya fenomena-fenomena baru di tengah-tengah masyarakat. Keadaan
ini kemudian berakibat tatanan sosial dan budaya masyarakat menjadi limbung dan
kehilangan resistensi, apalagi memasuki era <i>post
truth</i> yang dewasa ini mulai pula mewarnai setiap aspek kehidupan sosial
budaya dan politik masyarakat.<o:p></o:p></span><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span face=""Arial","sans-serif"">Salah satu yang
diasumsikan sebagai akibat ketidaksiapan masyarakat beradaptasi dengan
perubahan budaya itu adalah tergerusnya identitas kultural yang seyogianya
menjadi tameng agar tetap bertahan dan menyaring arus deras informasi itu, begitupun
kemampuan dalam mengelola informasi secara selektif untuk kepentingan kultural
itu sendiri.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span face=""Arial","sans-serif"">Identitas kultural<span class="notranslate"><span style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;"> mengacu
pada rasa memiliki seseorang terhadap</span><span style="background: white; border: 1pt none windowtext; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;"> <a href="https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=1&hl=id&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Culture&usg=ALkJrhj8RIA1UEL3i6DNm6E5T2zQrU4cvA" title="Budaya"><span color="windowtext" style="text-decoration-line: none;">budaya</span></a><span style="color: #202122;"> atau kelompok
tertentu, itu dapat dilihat dari penggunaan simbol bersama untuk
mengidentifikasi kelompok dan membedakannya dengan kelompok yang lain.
Internalisasi nilai pada suatu kelompok berdasarkan keyakinan, agama, sejarah, tradisi,
norma, dalam praktik sosial budaya kelompok, kemudian mengidentifikasi dengan
budaya itu, sekaligus menjadikannya sebagai konsep diri setiap individu di
dalamnya.</span></span></span><span class="reference-text"><span style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;"> Identitas budaya seperti ini seharusnya terimplementasi dalam prilaku budaya
sehari-hari semisal gaya hidup, pakaian, perumahan, peribadatan, pendidikan,
pergaulan, seni dan sebagainya yang pada gilirannya akan melahirkan
simbol-simbol dan pemaknaan baru untuk memperkokoh keberadaan nilai budaya itu
sendiri.<o:p></o:p></span></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt;"><span class="reference-text"><b><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Seni Kaligrafi
dan pembangunan Identitas Keislaman<o:p></o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Sebagai salah satu aktifitas budaya Islam,
kaligrafi merupakan bagian dari tradisi yang telah mengalami jalan panjang
mengiringi perkembangan Islam itu sendiri. Berawal dari dorongan penggunaan
tulisan dalam masyarakat Islam awal, hingga kepentingan untuk memberikan nuansa
seni pada tulisan itu sendiri seperti halnya nuansa seni pada pembacaannya
(qira`ah), maka seni kaligrafi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
sublimasi nilai Ilahiyyah dalam Islam, dan pengalaman berabad-abad
penyempurnaanya oleh para kaligrafer memberikan bukti itu. Berbeda dengan seni
kaligrafi lain seperti kaligrafi Cina, kaligrafi Barat, Jepang dan lain-lain, </span></span><span class="notranslate"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">perkembangan</span></span><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;"> kaligrafi
Islam dalam prosesnya selalu mengiringi perjalanan syiar Islam itu sendiri,
sehingga dinamikanya tidak keluar dari ruas sublimasi nilai-nilai Ilahiyyah,
karena selalu mengambil peran dalam merepresentasikan nilai yang terdapat dalam
Al-Quran dan Al-Hadits sebagai sumber nilai yang utama dalam Islam. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Sublimasi Ilahiyyah dalam seni kaligrafi Islam
telah memberikan citra tersendiri terhadap berbagai aspek budaya fisik Islam
lainnya. Hal ini dapat diamati misalnya dari perkembangan arsitektur masjid sebagai pusat
aktifitas keagamaan umat. Sebuah masjid tidaklah lengkap bila tidak dicirikan
sentuhan seni kaligrafi, demikianpun istana raja, nisan makam, dlsb. Apalagi
bila dikaitkan dengan aktifitas keagamaan lainnya seperti penulisan mushaf
Al-Quran dan naskah-naskah keagamaan lainnya seperti yang kita amati dari
peninggalan budaya di berbagai belahan dunia Islam. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Selain itu seni kaligrafi Islam disadari atau
tidak telah pula mengambil peran dalam proses dan transmisi nilai Islam secara
terus menerus di tengah masyarakat, bahkan kehadirannya dapat menjadi
perangsang religiositas individual umat. Seorang muslim betapapun ia telah
menyeleweng dari nilai agamanya, saat ia menyaksikan seni kaligrafi ayat
Al-Quran, naluri dasarnya akan tergugah secara gradual untuk kembali kepada
ketaatan lewat gubahan huruf-hurufnya yang indah, bahkan ketika pesan ayat itu
sendiri tidak serta merta dapat ditangkap melalui tulisan, maka pesan
estetisnyalah yang memainkan peranan. Dengan demikian tidaklah berlebihan jika
diasumsikan bahwa seni kaligrafi dalam Islam telah memiliki fungsi simbolik bagi umatnya yang
dimaknai sebagai bagian dari sublimasi ketuhanan dalam praktek budaya dalam
masyarakat muslim.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Memasuki era teknologi komunikasi yang pesat dan
makin terbuka, gelombang peradaban global mulai menggerus nilai-nilai dasar
kehidupan muslim, bahkan cendrung mendekonstruksi nilai-nilai yang selama ini
telah begitu mapan. Upaya dekonstruksi ini terutama diarahkan pada segmen
remaja dan anak-anak melalui berbagai lini kehidupan mereka secara sistematis
dengan didukung oleh media informasi secara intensif. Sehingga membuat generasi muslim secara pelan-pelan
mulai “dilonggarkan” pegangan mereka terhadap nilai-nilai yang selama ini
diyakini. Oleh karena itu harus ada upaya-upaya
sistematis untuk kembali membangun identitas budaya Islam dalam rangka
menumbuhkan nilai keislaman dengan penciptaan simbol-simbol baru yang dapat
menggugah suasana keberagamaan masyarakat dalam budaya. Salah satu simbol yang
dianggap efektif untuk tujuan itu adalah melalui seni kaligrafi Islam. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Pertanyaan kemudian adalah, kenapa seni kaligrafi
Islam?, Ismail Raji Al-Faruqy mengemukakan bahwa kebudayaan Islam memandang
bahwa keindahan sebagai nilai tempat bergantungnya seluruh validitas Islam yang
terpancar melalui keindahan absolut Allah SWT dengan kekuatan estetika <i>I’jazul Quran</i> sebagai kualitas keindahan
yang tidak tertandingi dan tanpa batas, sementara itu diantara seni Al-Quran
yang dianggap paling aman dari perdebatan jurisprudensi Islam adalah kaligrafi
Al-Quran, disamping tentunya bahwa kaligrafi lebih memiliki spektrum yang lebih
luas dan jauh melampau masa saat ia
dikreasikan, di mana impresi keindahan senitulis kaligrafi akan berkekalan
selama ia masih dapat disaaksikan dan diapresiasi oleh masyarakat, meskipun
penulisnya sudah tidak ada.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt;"><span class="reference-text"><b><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Seni Kaligrafi
Islam dan Nilai-Nilai Edukasi<o:p></o:p></span></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Kaligrafi adalah <i>“handasah ruhaniyyah biaalaati jasmaniyyah”, </i>kreatifitas ruhani
(jiwa) yang diekspresikan melalui alat jasmani (tangan/qalam), demikian kata
salah seorang pioneer kaligrafi Islam Yaqut Al-Musta’shimy. Keindahan dan
estetika huruf muncul dari spiritualitas yang menjaga keseimbangan, keserasian
dan keharmonian, bukan dari imaginasi yang liar dan bebas. Berkaligrafi artinya
mengasah geometri bathin penulis untuk mengekspresikan sesuatu yang dilandasi
nilai absolut Ilahiyyah ; karenanya ia merupakan kreatifitas yang bersifat
ubudiyyah dalam rangka menyempurnakan keyakinan dengan menyingkirkan nafsu dan
emosi, tapi mengutamakan orisinalitas, disiplin dan kepekaan dalam mengolah
tulisan menjadi sebuah karya yang memberikan impressi keindahan sekaligus mengedukasi diri penulis maupun penikmatnya
untuk mencari jalan menuju integritas keperibadian yang religious.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Paling tidak ada empat aspek dari aktifitas seni
kaligrafi yang dapat membangun nilai-nilai edukasi, terutama bagi kalangan
belia, yaitu : <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 6pt 39.3pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; mso-fareast-font-family: Arial; padding: 0cm;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span></span><!--[endif]--><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;"> Sebagai upaya pelatihan untuk bersikap cermat
dalam pengamatan. Berlatih kaligrafi adalah mengguratkan huruf dengan
memperhatikan secara seksama terhadap ukuran, kesimbangan, keharmonian, serta
keindahan anatomis yang terukur sebagaimana diajarkan oleh kaidah menulis khat
itu sendiri. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 6pt 35.45pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; mso-fareast-font-family: Arial; padding: 0cm;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span></span><!--[endif]--><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Menumbuhkan
sikap tidak gegabah dan pengendalian antusiasme dalam mengekspresikan nilai
kedalam prilaku. Mengekspresikan gelombang batin dalam berolah seni dalam kaligrafi
menuntut ketaatan normatif penulisan (kaidah khat), sehingga mengaplikasikannya
pada aktifitas jasadi menjadi terbatas. Pembiasaan ini akan sangat berpengaruh
dalam menuntun prilaku agar lebih terkendali.
<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 6pt 35.45pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: 35.45pt; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; mso-fareast-font-family: Arial; padding: 0cm;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span></span><!--[endif]--><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Senantiasa
mengasah bathin dengan kehalusan rasa. Menggoreskan huruf bukan hanya
keterampilan tangan dalam membuat kejuran dan tarikan kalam, tapi disertai kemampuan
menyetarakan hati untuk pertimbangan kelenturan kejuran, bulatan tak sempurna,
serta tarikan vertikal dan horizontal yang meliuk, meruncing dsb.. Bahkan untuk
mencapai kesempurnaannya terkadang penulisnya harus menahan nafas. <o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; margin: 0cm 0cm 6pt 35.45pt; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -14.15pt;"><!--[if !supportLists]--><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; mso-fareast-font-family: Arial; padding: 0cm;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span></span><!--[endif]--><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Mendidik diri
untuk senantiasa berperan dalam penyampaian nilai-nilai keislaman kepada orang
lain melalui kreatiftas estetis. Kreatifitas berkaligrafi dalam Islam, senantiasa bermakna penyampaian pesan
keislaman, melalui pilihan ayat, bentuk, garis, kontur, komposisi, sampai pada
pewarnaan, pencahayaan, iluminasi pendukung dan sebagainya, sehingga pesan itu
benar-benar komunikatif, baik secara grafis (tulisan)nya, maupun dan secara
estetis (keindahan)nya.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Demikian paparan singkat ini, mudah-mudahan dapat
membangkitkan antuasiasme kita dalam berolah kaligrafi dalam rangka membangun
identitas dan nilai-nilai edukasi Islam, sebagai pilihan perjuangan <i>li`alaa`i kalimatillah fid-dunya.<o:p></o:p></i></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;"><span class="reference-text"><i><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">Wallahu a’lamu
bish-shawab.</span></i></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span class="reference-text"><span face=""Arial","sans-serif"" style="background: white; border: 1pt none windowtext; color: #202122; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;"><b>© Irhash A.
Shamad</b></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span face="Arial, sans-serif" style="font-size: 11pt; text-indent: 21.3pt;">Disampaikan pada Webinar Kaligrafi oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Nur Jabalain IAIN Bukittinggi via Zoom Meeting, Minggu tgl 29 Nopember 2020.</span><span face="Arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #202122; text-indent: 21.3pt;"> </span></p><span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-53078404577641461192017-07-10T10:41:00.000+07:002017-07-10T10:41:03.680+07:00Telaah Metodologis terhadap Laporan Penelitian : Kesulthanan Pagaruyung Jejak Islam pada Kerajaan-Kerajaan di Dharmasraya <div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pengantar<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Saya secara pribadi memberikan
apresiasi atas topik penelitian ilmiah yang diajukan oleh tim peneliti ini,
karena penelusuran sejarah Minangkabau atau sejarah Islam Minangkabau sebelum
abad ke-17/18 selama ini terasa hampir
mengalami jalan buntu, kecuali itu penelitian dan tulisan-tulisan yang
berkaitan dengan substansi pemikiran dan realitas budaya yang eksis di tengah
masyarakat, selebihnya hanyalah pengungkapan sejarah yang lebih banyak
didasarkan pada sumber-sumber kolonial. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kendala utama penelusuran
sejarah Minangkabau pra abad ke 17/18 rata-rata disebabkan oleh tidak
tersedianya sumber lokal tertulis primer yang memadai. Hal ini antara lain
disebabkan oleh <i>weltanschaung</i> masyarakat yang hidup wilayah Minangkabau
yang oleh MD Mansur (1979), dianggap kurang memiliki <i>zijn vor tijd </i>(kesadaran
atas waktu), yang karena keadaan alam dan iklim wilayahnya yang subur dan
cantik, telah menyebabkan masyarakat menjadi malas mencatat. Hal ini terbukti
dengan tidak banyaknya catatan-catatan pengalaman masyarakat yang tertinggal
untuk kita telusuri hari ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Judul laporan hasil penelitian
ini adalah “Kesulthanan Pagaruyung, Jejak Islam pada Kerajaan-Kerajaan di
Dharmasraya”. Meski pada awalnya saya agak sedikit kaget dengan perluasan dari topik
semula pada saat seminar proposal yang juga saya ikuti, namun saya berharap
lebih akan ada fakta-fakta baru tentang sejarah Minangkabau yang akan
melengkapi kekurangan sumber selama ini,
terutama tentang Minangkabau masa-masa sebelum abad ke-17/18. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Pada waktu saya diminta
menjadi pembahas untuk seminar hasil penelitian ini, kepada saya diberikan
hasil penelitian lengkap, bukan eksekutif summary. Saya tentu sangat senang,
dan dengan antusias membaca laporan ini dari awal hingga akhir, jujur secara
subyektif saya sangat menikmati. Akan tetapi, saat menikmati paparan yang
terdapat pada laporan ini, saya sadar bahwa saya berkeharusan untuk memberikan
telaahan secara kritis dan obyektif, setidaknya menurut kadar kompetensi yang
saya punyai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Masalah Konsep dan
terminologis<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Setelah membaca judul yang
tertera pada halaman luar, kesan pertama yang saya dapatkan (mungkin saya
keliru) ialah sebuah claim dalam bentuk kalimat aktif, yaitu bahwa Kesulthanan
Pagaruyung adalah salah satu pembuktian adanya jejak Islam pada
kerajaan-kerajaan Dharmasraya, bukan sebaliknya, jejak Islam pada kerajaan-kerajaan di
Dharmasraya sebagai bukti eksistensi Islam di kesulthanan Pagaruyung. Bila penelitian ini ditujukan untuk mengungkap
tinggalan arkeologis Islam yang terdapat pada kerajaan di Dharmasraya (sebagai
bagian dari kekuasaan Pagaruyung) untuk penyimpulan tentang jejak Islam di
wilayah kekuasaan Pagaruyung, maka seyogianya judul ini berbunyi : “Jejak Islam
di Kesulthanan Pagaruyung, studi terhadap peninggalan arkeologis pada
kerajaan-kerajaan di Dharmasraya”. Akan tetapi
keterkaitan dengan variabel kesulthanan Pagaruyung ini tidak ditemukan penjelasan yang memadai pada
bagian pendahuluan. Dalam subbahasan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian ternyata yang dikemukakan justru adalah bahwa penelitian ini lebih
difokuskan hanya pada kerajaan-kerajaan di Dharmasraya (h.17-18). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Sebutan ‘kesulthanan<i>’</i>
belum lazim dalam berbagai penelitian dan penulisan tentang Minangkabau atau
Pagaruyung. Dalam banyak literatur yang sering
ditemui adalah ‘kerajaan<i>’</i> Minangkabau yang berpusat di Pagaruyung. Bila penggunaan konsep kesulthanan akan
dijadikan asumsi yang diarahkan menjadi bagian dari konklusi penelitian atau
paling tidak diharapkan untuk dijadikan acuan baru penelitian sejarah
berikutnya, seyogianya konsep ini harus mendapatkan porsi pembahasan yang cukup
untuk menjadi sebuah definisi yang layak
untuk menyebut sistem kekuasaan di wilayah ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Kerancuan konsep juga terlihat
pada sebutan Pagaruyung, bukan Minangkabau. Kedua konsep ini dalam pemaparan
sering dipertukarkan, kadang disebut kesulthanan Minangkabau di Pagaruyung (h.107), dan pada bagian lain disebut
kesulthanan Pagaruyung. Padahal kalau didasarkan pada sumber sebagaimana yang
terdapat pada</span><span class="apple-converted-space"><span style="background: white; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 13.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span></span><span lang="IN" style="background: white; font-size: 13.0pt; mso-bidi-font-family: Arial;">Inskripsi
cap mohor Sultan Alam Bagagar dari Pagaruyung</span><span style="background: white; font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial;">
misalnya</span><span lang="IN" style="background: white; font-size: 13.0pt; mso-bidi-font-family: Arial;">, (pada tulisan beraksara Jawi dalam lingkaran bagian dalam)
berbunyi sebagai berikut: “Sultan Tangkal Alam Bagagar ibnu Sultan
Khalīfatullāh yang <b>mempunyai tahta kerajaan dalam negeri Pagaruyung</b>
Dārul Qarār Johan Berdaulat Zillullāh fīl 'Ālam” </span><span style="background: white; font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial;">dengan
jelas ditangkap bahwa kekuasaan sulthan tidak hanya sebatas negeri Pagaruyung,
dan Pagaruyung adalah tempat dimana Sulthan bertahta (pusat kekuasaan).<span style="color: red;"> </span></span><span lang="IN" style="background: white; font-size: 13.0pt; mso-bidi-font-family: Arial;">Demikian
juga dalam penyebutan</span><span lang="IN" style="font-size: 13.0pt;"> Dharmasraya
apakah kerajaan Dharmasraya atau kerajaan Melayu di Dharmasraya.</span><span lang="IN" style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span lang="IN" style="font-size: 13.0pt;">Dalam prasasti Grahi (Thailand) yang berangka tahun </span><span lang="IN" style="font-size: 13.0pt; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">1183
disebutkan bahwa Srimat Trailokyaraja Maulibhuana Warmadewa jadi raja <b>di
Dharmasraya</b>, dengan wilayah kekuasaan sampai Thailand Selatan. Dalam
beberapa pernyataan yang terdapat dalam halaman-halaman laporan inipun kemudian
ditemukan ketidakkonsistenan ; suatu kali disebut kerajaan Dharmasraya dan di
kali yang lain disebut kerajaan Melayu di Dharmasraya, bahkan yang digunakan
pada redaksi judul adalah kerajaan-kerajaan di Dharmasraya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Kerangka Kronologis<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Selain itu, obyek penelitian ini tidak menyertakan rentang
kronologis, baik dalam bentuk <i>caesuur</i> ataupun dalam bentuk priodesasi.
Rentang waktu yang panjang dari pengalaman sejarah kerajaan-kerajaan di
Dharmasraya, menurut saya perlu penjelasan apakah yang menjadi obyek
krononologis dimulai dari saat dipindahkannya pusat kekuasaan Kerajaan Melayu
ke Dharmasraya, atau kerajaan di wilayah Dharmasraya pada saat menjadi bagian
dari wilayah kekuasaan Pagaruyung/Minangkabau?. Hal ini akan menjadi bagian
dari telaahan saya pada bahasan berikutnya tentang tinggalan folologis dan
arkeologis yang digunakan sebagai sumber bagi penelitian ini, khususnya pada
bab IV laporan ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 13.0pt; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Kerancuan
konsep </span><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">(</span><span lang="IN" style="font-size: 13.0pt; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">yang karena tidak
terdefinisi dengan baik</span><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">),</span><span lang="IN" style="font-size: 13.0pt; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;"> tidak jarang
membuat sebuah penelitian menjadi kehilangan </span><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">“</span><span lang="IN" style="font-size: 13.0pt; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">benang
merah</span><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">”</span><span lang="IN" style="font-size: 13.0pt; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">, </span><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">sehingga</span><span lang="IN" style="font-size: 13.0pt; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">
proposisi-proposisi yang dibangun menjadi kurang relevan satu sama lain untuk
kontribusi keimuan. Sebuah penelitian sejarah yang ilmiah tentunya tidak harus
berhenti sebatas narasi kesejarahan, meskipun sejarah yang naratif (mungkin) banyak mengandung
informasi baru, namun pada tingkat metodologis gagal menghasilkan sebuah
kontribusi keilmuan, terutama dalam menyingkap fakta-fakta baru yang bersifat
teoritis. </span><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Kegagalan
seperti ini biasanya selain disebabkan oleh kerancuan konsep yang digunakan, kerancuan
kronologis, juga oleh kekurangan sumber serta lemahnya metodologi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Masalah Sumber Tinggalan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Untuk laporan hasil penelitian ini saya akan mencoba melakukan
telaahan pada aspek-aspek yang disebutkan terdahulu. Pertama saya akan
berangkat dari pemahaman saya terhadap
judul, yaitu “Jejak Islam di Kesulthanan Pagaruyung, studi terhadap temuan
arkeologis pada kerajaan-kerajaan di Dharmasraya”, mudah-mudahan perspektif ini pulalah yang
dimaksud oleh tim peneliti. Obyek formal penelitian ini tentulah situasi sosial
dan kultural kerajaan-kerajaan di Dharmasraya pada satu rentang kronologis
tertentu (rentang ini tidak dijelaskan), sedangkan obyek materialnya adalah tinggalan
arkeologis dan filologis berupa inskripsi, situs, benda-benda purbakala, arsip
kerajaan serta tinggalan apapun yang dapat memberi petunjuk untuk menyingkap
fakta-fakta kesejarahan terkait aktifitas kebudayaan masyarakat masa lalu dalam
rentang kronologis penelitian itu, terutama tinggalan (teks-teks budaya), baik yang
bernafaskan keIslaman atau tidak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Sumber sebagai “jejak” dalam ilmu sejarah disebut sebagai
sumber informal. Sumber ini tidak dapat “berbicara” tentang dirinya, akan
tetapi harus diinterpretasi lebih dulu sebelum digunakan untuk menyingkap informasi
kesejarahan apa saja yang terdapat didalamnya. Sumber jejak haruslah sumber
primer, kecuali bila memuat teks tertulis yang dapat dijadikan kesaksian langsung
tentang obyek formal yang diteliti. Tinggalan-tinggalan arkeologis yang
digunakan sebagai sumber sejarah, paling tidak, mengandung empat aspek :
pertama, <i>artifact, </i>atau fakta benda, yaitu menyangkut tinggalan itu sendiri, seperti material,
struktur, kapan, dimana dibuat, dsb. Kedua, <i> mentifact</i> atau fakta-fakta mental tentang
proses kreatif yang menyangkut penciptaannya, ini akan memberikan berbagai
informasi tentang situasi mentalitas dan kebudayaan masyarakatnya. Ketiga, <i>socifact </i>atau fakta-fakta
sosial masyarakat pada saat sumber ini diciptakan dan digunakan, fakta ini
dapat menyingkap struktur sosial, sistem interaksi, hirarkhi social, mobilitas
sosial dan sebagainya. Sedangkan yang keempat adalah fakta relasi antar
tinggalan, baik secara internal maupun eksternal. Yang terakhir ini akan
memberi peluang untuk melihat tinggalan-tinggalan lain di luar wilayah
penelitian yang ada hubungannya dengan tinggalan yang dianalisis untuk
menyingkap berbagai fakta kesejarahan secara lebih luas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Masalah Penafsiran<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Sekaitan dengan apa yang dikemukakan itu, maka bab IV laporan
penelitian ini seyogianya dimaksudkan khusus untuk menyingkap fakta-fakta
arkeologis dan filologis sebagai tinggalan jejak kesejarahan di kerajaan
Dharmasraya. Ini juga yang (tentunya) menjadi domain utama penelitian ini. Sejumlah
sumber arkeologis dan filologis (sebagai temuan penelitian) seharusnya menjadi bahan utama untuk diberikan
tafsiran dalam rangka menyingkap informasi kesejarahan yang terdapat di
dalamnya (sebagaimana oleh tim disebut sebagai analisis wacana/h.17). Dalam bab ini tim penulis telah memberikan
penafsiran teks tinggalan filologis dan arkeologis untuk menyingkap berbagai
situasi sosial dan kultural yang bersifat keislaman dengan baik, meski masih
perlu pendalaman dari berbagai aspek yang termuat dalam teks maupun konteksnya (h.103
dst.), namun amat disayangkan deskripsinya tidak terlalu difokuskan pada
masing-masing teks, tetapi dalam bingkai sub tema yang sudah dikerangkakan oleh
penulis sendiri. Disamping itu penulis juga menyertakan bahasannya dengan penafsiran
terhadap tinggalan-tinggalan lainnya di luar wilayah Dharmasraya, sehingga
tafsiran yang dikemukakan menjadi bercampuraduk dan seperti dipaksakan (h.109-111).
Hal ini kelihatan hingga akhir bab, dimana tim penulis menjadi agak sulit
mendapatkan proposisi-proposisi akhir yang akan menjadi kesimpulan umum tentang
jejak Islam di wilayah ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Anakronisme Historis dan Penyimpulan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Disamping itu angka tahun semua tinggalan yang ditafsirkan
dalam rangka menyingkap berbagai informasi tentang denyut kehidupan keagamaan
masyarakat di wilayah ini, ternyata berumur tidak lebih dari 300 tahun yang
lalu. Ini artinya sekitar abad ke 17/18. Prakiraan inipun dalam bahasan tidak
disertai prosedur kritik ekstern yang digunakan untuk penetapan otentisitas
tinggalan. Bila sumber/tinggalan dengan rentang kronologis itu yang digunakan
untuk menunjukkan jejak Islam di wilayah ini pada abad 13/14 tentulah akan menjadi
sangat tidak relevan, apalagi pula untuk abad-abad sebelumnya. Selisih masa 3-4
abad adalah waktu yang sangat jauh untuk menyimpulkan hubungan antara “asap
dengan api” (meminjam istilah penulis pada bab II h.19), karena dalam sejarah disadari
bahwa setiap fenomena memiliki zeitgeist (iklim zaman) sendiri-sendiri, maka
penganalisisan dan penyimpulan harus senantiasa ditempatkan dalam konteks
masing-masing.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Itulah beberapa hal yang menjadi catatan saya atas laporan
penelitian ini, yang tentu ditujukan untuk menjadi pertimbangan tim penulis
untuk penyempurnaan-penyempurnaan selanjutnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Epilog<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Mengakhiri presentasi ini, saya mengakui bahwa telaah
metodologis ini sengaja tidak menjangkau
narasi historis yang dikemukakan dalam bab-bab pendukung laporan ini, terutama bab
yang menyangkut bentangan sejarah dan asal usul Minangkabau. Karena, hingga
saat ini, apa yang oleh banyak sejarawan menjadi kekhawatiran atas kekurangan
sumber-sumber lokal, masih saja menjadi kendala untuk menjernihkan episode
sejarah yang berkabut tentang Minangkabau. Beberapa penulis (saya tidak
menyebut sejarawan) memang sudah banyak menulis tentang episode ini, tapi
sebanyak itu pula yang kenyataannya kurang memenuhi persyaratan metodologis
karena kurangnya sumber. Salah satu buku yang secara khusus “bercerita” panjang
lebar tentang Minangkabau beserta asal usulnya
telah ditulis oleh H Asbir Dt Rajo Mangkuto (penulis buku ini menjadi
rujukan tunggal untuk beberapa bagian dari laporan ini) dengan judul
“Kesulthanan Minangkabau Pagaruyung Darul Quarar dalam Sejarah dan Tambo
Adatnya”. Buku yang diterbitkan tahun 2010 ini mungkin bisa menjadi gambaran
tentang bagaimana “rumitnya” menyusun serpihan sejarah Minangkabau yang tidak
lengkap untuk epside itu. Ketidakelengkapan mana kalau dipaksakan tentu akan
menghasilkan karya dengan kecendrungan mitologis, karena ruang-ruang kosong
sumber itu akan diisi dengan “fakta-fakta” warisan tambo-tambo lokal yang ada,
bukankah dengan begitu artinya kita sesungguhnya hanya akan menghasilkan “tambo-tambo”
modern yang akan terwariskan kepada generasi selanjutnya?. Dengan kenyataan itu
sayapun tidak (belum) mau terjebak dalam hagiografi yang muncul hanya karena karena
kecintaan saya terhadap ranah Minang, atau oleh spekulasi-spekulasi historis
yang akan membuat “kabut” sejarah itu justru malah semakin pekat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Terakhir ‘ala kulli hal, saya menyampaikan salut atas segala
upaya penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti hingga menghasilkan laporan yang
cukup tebal ini, sekaligus mohon maaf bila dalam telaahan metodologis ini ada
kekurangannya. Telaah ini mungkin dirasakan cendrung hanya mengemukakan kelemahan
yang terdapat dalam laporan, itu semata-mata karena posisi saya di sini sebagai
antesis untuk menemukan sintesis kebenaran sebagai lazimnya sasaran akhir suatu
penelitian ilmiah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: no;">Wallahu a’lamu bishshawab <o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 13.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><div>
<span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 13pt;">©Irhash A. Shamad</span></div>
<div>
<span style="font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 13pt;"><br /></span></div>
</span><div>
<span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Disampaikan
dalam Seminar Hasil Penelitian “Kesulthanan Pagaruyung : Jejak Islam pada
Kerajaan-Kerajaan Dharmasraya, Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan
Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, di Hotel Rocky Padang 11 Nopember
2016.</span></div>
</div>
Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-22836175097681076482017-02-22T15:29:00.002+07:002024-01-13T02:01:44.031+07:00Irhash Gallery : " Walhamdulillah "<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5qkJN_PY4jiHasudL9oKm20_WedZE-Kcywxax-6A9yu4wLyXIac5DXU98PXLLq9M_4Xfn63WAP0QMB2u_K9PTuiljjrQF6M7X3pAeIiSi7G45egtfi1AAFXBmW9Tp0aJo4vApQcbJdyeievBcikGnKI57VJ4PK2BserwBqSPDH_5YCmu6xHr2ceL8I1k/s5315/1-Format%20Web.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3543" data-original-width="5315" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5qkJN_PY4jiHasudL9oKm20_WedZE-Kcywxax-6A9yu4wLyXIac5DXU98PXLLq9M_4Xfn63WAP0QMB2u_K9PTuiljjrQF6M7X3pAeIiSi7G45egtfi1AAFXBmW9Tp0aJo4vApQcbJdyeievBcikGnKI57VJ4PK2BserwBqSPDH_5YCmu6xHr2ceL8I1k/w640-h426/1-Format%20Web.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><i>" Walhamdulillah "</i></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #4f4f65; font-family: Arial; font-size: 12pt; letter-spacing: 0pt; text-align: left;">©</span>Irhash A. Shamad 2017</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-19634123366845651492017-02-22T15:26:00.005+07:002024-01-13T02:02:07.349+07:00Irhash Gallery : "Subhanallah"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGAyisqEIeBq9zwdIUCmB8D5_K1JSamIITZqmTGL50dcB66rmtZzw004ZyF4kZuuK4Kx3swoiO7wiBGxnkvo-ITfKXjzqOWSAgQY_gxsC2SE-LtudwA8t9PrOkzLM_9ODqE9aBwo46293moX9cwOQVuhpFgsuZ7k6Qj2ATx-GfOO2y0J-G6CYZkx1VCIg/s5315/37a-Subhanallah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3543" data-original-width="5315" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGAyisqEIeBq9zwdIUCmB8D5_K1JSamIITZqmTGL50dcB66rmtZzw004ZyF4kZuuK4Kx3swoiO7wiBGxnkvo-ITfKXjzqOWSAgQY_gxsC2SE-LtudwA8t9PrOkzLM_9ODqE9aBwo46293moX9cwOQVuhpFgsuZ7k6Qj2ATx-GfOO2y0J-G6CYZkx1VCIg/w640-h426/37a-Subhanallah.jpg" width="640" /></a></div><br /></div></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;"> " <i>Subhanallah </i>"</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #4f4f65; font-family: Arial; font-size: 12pt; letter-spacing: 0pt; text-align: left;">©</span>Irhash A. Shamad 2017</div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-35474651086102231272016-11-17T22:21:00.002+07:002024-01-13T02:08:49.634+07:00Irhash Gallery : " Atsratul Lisan "<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwtnbT0konHi3Zmll3qIXbEfBcHsQtaZVNVJGJbcIAkp6wh9Kdei0Ok2nhZqD3vFA_aeXL1AIAJlBb73Hu4-IDwC3qsXXSl0q5oOhzPeh0cmL0GlnePXhWCcbKklmDK0PD78wFvHmYP5evbYnF8OzFzRvwIYZU1_aIU2zK_0nTYk2GctPV8tSzjpergxM/s5315/18-Atsratul%20lisan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3543" data-original-width="5315" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwtnbT0konHi3Zmll3qIXbEfBcHsQtaZVNVJGJbcIAkp6wh9Kdei0Ok2nhZqD3vFA_aeXL1AIAJlBb73Hu4-IDwC3qsXXSl0q5oOhzPeh0cmL0GlnePXhWCcbKklmDK0PD78wFvHmYP5evbYnF8OzFzRvwIYZU1_aIU2zK_0nTYk2GctPV8tSzjpergxM/w640-h426/18-Atsratul%20lisan.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">" Atsratul Lisan " </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="background-color: white; color: #4f4f65; font-family: Arial; font-size: 12pt; letter-spacing: 0pt; text-align: left;">©</span>Irhash A. Shamad 2016 </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-56370416462290805052016-11-17T22:03:00.001+07:002024-01-13T17:26:25.247+07:00Irhash Gallery : " Al-Fata "<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjubbC971pkiuvRwqcNiySprHGITDzsytjBYYQpagN61wEt01AclI8nCSERl9c2jqCi8WlTjxIEampJZVXpHN8gDyULydj863wowz3dVZ1ux_NgL8LSZJkrVCT9k4wEMQWa2T1pp-ZjuZ3hjE_hc-N8Kvu1tVVq4amTb6HJrZVq-myuqtQO7D2VXQKELp4/s5315/16-Al-Fata.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3543" data-original-width="5315" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjubbC971pkiuvRwqcNiySprHGITDzsytjBYYQpagN61wEt01AclI8nCSERl9c2jqCi8WlTjxIEampJZVXpHN8gDyULydj863wowz3dVZ1ux_NgL8LSZJkrVCT9k4wEMQWa2T1pp-ZjuZ3hjE_hc-N8Kvu1tVVq4amTb6HJrZVq-myuqtQO7D2VXQKELp4/w640-h426/16-Al-Fata.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;">" Al-Fata " </div><div class="separator" style="clear: both;"><span style="background-color: white; color: #4f4f65; font-family: Arial; font-size: 12pt; letter-spacing: 0pt; text-align: left;">©</span>Irhash A. Shamad 2016 </div></div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-83610409979931004102016-11-17T21:23:00.000+07:002016-11-17T21:23:19.618+07:00Irhash Gallery : "Kehati-hatian"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFqxY0S-CPL0Dv4skxC7krA5kg6LbXoUcNBkiWLij_9q2VKF400ugbBQqEEyImZxkENzgulDyXIJD6FHiKdQbbojTujPOqREc1NXLY6QiHbQISajcihQxLHyRq-0424ByGIaQXsoyVDH8/s1600/1024-Irhash+2016-19-a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="419" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFqxY0S-CPL0Dv4skxC7krA5kg6LbXoUcNBkiWLij_9q2VKF400ugbBQqEEyImZxkENzgulDyXIJD6FHiKdQbbojTujPOqREc1NXLY6QiHbQISajcihQxLHyRq-0424ByGIaQXsoyVDH8/s640/1024-Irhash+2016-19-a.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Irhash design 2016 : "Kehati-hatian" (digital appl)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>Fitta`anniy as-salamatu wa fil 'ajilati an-nadamatu </i>(Dalam kehati-hatian itu ada keselamatan, dan dalam ketergesa-gesaan ada penyesalan</div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-22890541093613001892016-10-29T11:55:00.003+07:002024-01-13T17:48:21.661+07:00Irhash Gallery : "Maqal"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxht7hMXUZbGUwzXk1QLqxV2V1AqsvoosYYAJSvxnHJQG_kyk0ZY33eeeeRXWNbR_A2l6L6yARYi-bJK1hPMTipCKu-A7DV-xkkKi4mw64bwk3ISJGEEWcI8BXkc5mVVdIdjc-ZRgeMQ6ufTuxUIeFyLFwH2Onu3cXingtLNSyfRiBjDS0kYB2F75-5W4/s5315/09-Maqal.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3543" data-original-width="5315" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxht7hMXUZbGUwzXk1QLqxV2V1AqsvoosYYAJSvxnHJQG_kyk0ZY33eeeeRXWNbR_A2l6L6yARYi-bJK1hPMTipCKu-A7DV-xkkKi4mw64bwk3ISJGEEWcI8BXkc5mVVdIdjc-ZRgeMQ6ufTuxUIeFyLFwH2Onu3cXingtLNSyfRiBjDS0kYB2F75-5W4/w640-h426/09-Maqal.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;">" Maqal " </div><div class="separator" style="clear: both;"><span style="background-color: white; color: #4f4f65; font-family: Arial; font-size: 12pt; letter-spacing: 0pt; text-align: left;">©</span>Irhash A. Shamad 2016 </div></div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-72565388915400531512016-10-28T07:34:00.000+07:002016-10-28T07:38:48.910+07:00Irhash Gallery : "Sukses"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJrYChZrdbDQ0DHOxNNtQqoN3GoX_y0_FRzxmLR9jiA2nzjxNzj7q7-WoCRbQqCBh-MS_4Fs2-ET_XwV0UcMhbjSNpEnQFmBKdBxKsOlVEqjv6s_oc9I3namu-JQN9F5nbrDMWtE1BfYQ/s1600/Irhash+2016-04+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="420" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJrYChZrdbDQ0DHOxNNtQqoN3GoX_y0_FRzxmLR9jiA2nzjxNzj7q7-WoCRbQqCBh-MS_4Fs2-ET_XwV0UcMhbjSNpEnQFmBKdBxKsOlVEqjv6s_oc9I3namu-JQN9F5nbrDMWtE1BfYQ/s640/Irhash+2016-04+copy.jpg" width="640" /></a>Irhash design 2016 : "Sukses" (digital appl)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>Man Jadda wajada </i>(Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses)</div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-36756941330335101692016-10-27T21:02:00.001+07:002024-01-13T18:07:26.534+07:00Irhash Gallery : "Al-Kalam"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3G4QtQ6Ud0wiHH6Ue1ZjT2XYxzlhFSGbyVrjsjur2IDLe8LNMciC5eOKP1f8s5vtUEB0BOZNAx7QCft79MD8piYjdE7nigQ2_umkUgnQXMhr1wYfPIl5-0OBtQ8CGKh7Gz7YQ53DDBpDejUXuHyuyMKYd4nqMbEBeCDA-vCIK5pt85vvE3MnD8L98gVE/s5315/07-Al-Kalaam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3543" data-original-width="5315" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3G4QtQ6Ud0wiHH6Ue1ZjT2XYxzlhFSGbyVrjsjur2IDLe8LNMciC5eOKP1f8s5vtUEB0BOZNAx7QCft79MD8piYjdE7nigQ2_umkUgnQXMhr1wYfPIl5-0OBtQ8CGKh7Gz7YQ53DDBpDejUXuHyuyMKYd4nqMbEBeCDA-vCIK5pt85vvE3MnD8L98gVE/w640-h426/07-Al-Kalaam.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both;">" Al-Kalam " </div><div class="separator" style="clear: both;"><span style="background-color: white; color: #4f4f65; font-family: Arial; font-size: 12pt; letter-spacing: 0pt; text-align: left;">©</span>Irhash A. Shamad 2016 </div></div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-89587206448689502602016-10-27T20:15:00.000+07:002016-10-28T07:38:18.536+07:00Irhash Gallery : "Bersatu"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHGZzOlqU027ga6LKWVa4X_quf-WON-JfyzR4ApMotms4eDedIgKBK5q07U-2NS9lxnJ-cQftiA4hZgJGTPkGN-RO1JfxQXhxaDkCFmzxEfJN14L7aBuwLfNUT-BuF8Z_J13133v8Pbyk/s1600/Irhash+2016-10-a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="420" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHGZzOlqU027ga6LKWVa4X_quf-WON-JfyzR4ApMotms4eDedIgKBK5q07U-2NS9lxnJ-cQftiA4hZgJGTPkGN-RO1JfxQXhxaDkCFmzxEfJN14L7aBuwLfNUT-BuF8Z_J13133v8Pbyk/s640/Irhash+2016-10-a.jpg" width="640" /></a>Irhash design 2016 : "Bersatu" (digital appl)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>"Al-Jama'atu rahmatun" </i>(Bersatu itu rahmat)</div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-90048148870858473552016-10-27T18:54:00.000+07:002016-10-28T07:37:01.674+07:00Irhash Gallery : "Bicara 1"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHkp2b1KGOyAw434-gtDuwBiFnDL5Vk3G50q0VpEGBPyt3bmY3ehVY6VKtjKS6kZtyM76CJ_MbLb9HJXaQ08USr6ytax57_0KdBF80zglNjQBgjPsBdoW5LqAnzyAla3oc5ZUSiZL64k4/s1600/Irhash+2016-05-a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="420" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHkp2b1KGOyAw434-gtDuwBiFnDL5Vk3G50q0VpEGBPyt3bmY3ehVY6VKtjKS6kZtyM76CJ_MbLb9HJXaQ08USr6ytax57_0KdBF80zglNjQBgjPsBdoW5LqAnzyAla3oc5ZUSiZL64k4/s640/Irhash+2016-05-a.jpg" width="640" /></a>Irhash design 2016 : "Bicara 1" (digital appl)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>"Khairul kalami ma qalla wa dalla" </i>(Sebaik-baik bicara itu adalah sedikit dan tepat)</div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-84451277833265728182016-10-27T18:08:00.001+07:002021-10-26T12:44:52.521+07:00Irhash Gallery : "Shabar"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXTfkXaalDEy6CINWSDUj0fm4Ai_fIN_TXNQ211p1NKnfn7E5_nhvUyBmpbdtJikzdbA8-8rur_RppzUeZ9qQgxwNCsbIEpTKW6lfJcGkAev14_RlmpljmAr2FRcG6kUNI59XLe9ZTf1s/s1600/Irhash+2016-03-a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="420" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXTfkXaalDEy6CINWSDUj0fm4Ai_fIN_TXNQ211p1NKnfn7E5_nhvUyBmpbdtJikzdbA8-8rur_RppzUeZ9qQgxwNCsbIEpTKW6lfJcGkAev14_RlmpljmAr2FRcG6kUNI59XLe9ZTf1s/s640/Irhash+2016-03-a.jpg" width="640" /></a>Irhash design 2016 : "Shabar" (digital appl)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
"<i>Man shabara, zhafara" (</i>Siapa yang shabar akan beruntung) </div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-69487392144194509622016-08-26T19:30:00.000+07:002016-08-27T06:29:36.863+07:00"Hadza Min Fadhli Rabby" : Pengalaman Haji Atas Undangan Raja Saudi Arabia (Bagian 6)<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Selesai pelaksanaan ibadah haji, semua
jama’ah haji</span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"> undangan kerajaan direncanakan akan diberangkatkan ke Madinah
Al-Munawwarah pagi besok (Selasa</span><span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"> 07/10</span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">).
Malam ini</span><span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">,</span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"> semua barang-barang jamaah
dikemas untuk persiapan check out dari Hotel Makarim Ummul Quro. Diinformasikan
bahwa sebelum shubuh semua bagasi sudah dikumpulkan di lobby hotel, karena itu saya dan beberapa temanpun malam
ini berkemas-kemas. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Acara berkemas ini
baru selesai</span><span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"> </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">hingga lewat tengah malam, karena sebelumnya kami lebih memilih
istirahat sesudah shalat Maghrib. Selesai berkemas saya sendiri tidak lagi bisa
tidur hingga shubuh, meskipun kali ini saya merasa agak sedikit lelah secara
fisik, akan tetapi sulit untuk diistirahat-tidurkan. Jujur, malam ini kelelahan
saya bercampurbaur dengan perasaan sedih karena besok sudah harus meninggalkan
Mekkah, begitu singkat rasanya kesempatan bagi saya untuk dapat menghirup udara
kota kelahiran Rasulullah ini dengan segala keberkahannya, waktu dan kesempatan
yang entah kapan dapat kembali bisa saya rasakan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Mengingat banyaknya jumlah armada bus yang
akan mengangkut jama’ah ke Madinah, membuat panitia sedikit kewalahan dalam
mengatur seat setiap jama’ah. Meskipun pada awalnya nomor bus dan nomor seat telah diatur sedemikian rupa, bahkan sejak
waktu keberangkatan ke ‘Arafah, namun kali ini tidak mungkin untuk diberlakukan
lagi, sehingga kelompok “caravan bus” inipun disesuaikan dengan negara
masing-masing. Setidaknya hampir tiga puluh bus harus parkir berjajar secara bergantian di depan hotel
Makarim Ummul Qura saat menjelang keberangkatan ini. Keadaan inipun membuat
petugas bagasi bekerja sedikit lebih ekstra. Itupun belum termasuk persiapan
konsumsi dan snack bagi para jama’ah untuk selama di perjalanan. Keadaan yang
digambarkan telah menyebabkan jadwal keberangkatan berubah dari rencana semula.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje0liWo9yHyZVKqUSfWjF86HFU6VPns5qXKXyMOFIy7sQtPN_NJkuw0ehFGscPhRPuODTfqXxHrk8qqBZ13YIeLcS2kKrckef4HGxR3Uhh_vXzeA1kun5rzl_rS13I27YljPICaMx6UT0/s1600/Mdnh+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="422" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje0liWo9yHyZVKqUSfWjF86HFU6VPns5qXKXyMOFIy7sQtPN_NJkuw0ehFGscPhRPuODTfqXxHrk8qqBZ13YIeLcS2kKrckef4HGxR3Uhh_vXzeA1kun5rzl_rS13I27YljPICaMx6UT0/s640/Mdnh+1.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<o:wrapblock><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_2" o:spid="_x0000_s1026" style="height: 226.55pt; left: 0; margin-left: 14.9pt; margin-top: 130.55pt; mso-position-horizontal-relative: text; mso-position-horizontal: absolute; mso-position-vertical-relative: text; mso-position-vertical: absolute; mso-wrap-distance-bottom: 0; mso-wrap-distance-left: 9pt; mso-wrap-distance-right: 9pt; mso-wrap-distance-top: 0; mso-wrap-style: square; position: absolute; text-align: left; visibility: visible; width: 344.1pt; z-index: 1;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="Mdnh 1" src="file:///C:\Users\user\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg">
<w:wrap type="topAndBottom">
</w:wrap></v:imagedata></v:shape></o:wrapblock><span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Jama’ah baru bisa diberangkatkan sekitar
jam 09.30 pagi menuju Madinah. Perjalanan darat yang begitu panjang dari Makkah
ke Madinah telah memberi kesan tersendiri bagi setiap jamaah, terutama bagi
saya sendiri. Pertama tentu sarana jalan yang begitu mulus dan lebar telah
membuat perjalanan sangat menyenangkan, demikianpun pemandangan kiri kanan
jalan yang berupa bukit-bukit batu telah menawarkan pesona yang tak biasa dalam
pemandangan kami. Jejeran kendaraan bus tamu kerajaan yang panjang merayap
ditengah jalanan mulus diantara bukit-bukit batu sembari diterpa teriknya panas
matahari itu, sukar sekali untuk dilupakan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Bagi saya yang baru pertama kali
menjelajahi kawasan padang pasir Hejaz ini, telah membangkitkan naluri
kesejarahan yang begitu mendalam. Ketika yang lain hanyut dalam nuansa lanskap
yang ‘indah’ itu, saya justru terhanyut membayangkan ketika Rasulullah dan para
shahabat melakukan hijrah 14 abad yang lalu ; ketika dimana belum ada jalan
mulus seperti yang saya lihat hari ini. Terbayang sulitnya perjalanan Baginda
Rasul menelusuri padang pasir dan relung-relung bukit-bukit batu panas beratus-ratus
kilometer hingga sampai ke Yatsrib (Madinah). Sungguh suatu perjuangan yang
teramat berat untuk sebuah perubahan (hijrah), perjuangan untuk tetap survive
dalam sebuah keyakinan (Islam), dan keteguhan hati dalam suatu komitmen untuk
mengubah peradaban umat manusia sebagai amanah kerasulannya. Beratnya tantangan
Rasulullah yang ‘hadir’ saat menyaksikan pemandangan topografi wilayah ini
adalah bagaimana sulitnya medan serta jauhnya jarak tempuh yang dilakukan oleh
rombongan Beliau waktu itu, yang tentu saja sangat mustahil untuk kita lakukan
pada saat ini, meskipun pikiran ‘gila’ untuk sekali waktu (nanti) dapat
melakukan napak-tilas perjalanan hijrah Rasul ini terbersit juga di hati saya yang
entah kapan itu bisa saya wujudkan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Kedua, pelayanan prima yang mengesankan
dari para panitia setempat sungguh kami rasakan sangat luar biasa. Untuk satu
bus jama’ah, setidaknya ada tiga orang panitia yang menamani perjalanan kami.
Sikap yang ramah dan tulus lebih kami rasakan dalam kebersamaan kali ini.
Panitia yang notabene pada waktu persiapan keberangkatan sudah begitu sibuk
mengurusi segalanya, pengaturan seat, bagasi dan sebagainya, namun dalam
perjalanan ini masih terlihat tegar untuk memanjakan para jama’ah dengan
berbagai pelayanan. </span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Saya memiliki kesan tersendiri pula sepanjang perjalanan
ini. Saya yang semula membayangkan petugas/panitia yang melayani ini adalah
mereka yang berpakaian layaknya kurir, atau paling tidak sama dengan security
sebagaimana waktu di hotel, namun ternyata adalah pemuda-pemuda tampan berpakaian
gamis putih lengkap dengan serban merah dan egal layaknya pejabat-pejabat Arab Saudi. </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Waktu di hotel saya sedikit menaruh hormat
pada mereka, karena saya memandang mereka seperti syekh-syekh yang alim di
negara saya, dan memang betul sebagian besar mereka ternyata sangat memahami
kaidah-kaidah agama dengan sangat baik, ahli tafsir dan bahkan ada yang qari’,
untuk itu saya berasa agak sungkan ketika berurusan dengan ‘beliau-beliau’ itu.
Namun ketika perjalanan darat dari Makkah ke Madinah ini, hal itu kemudian mencair
dan membuat saya sangat haru ; mereka dengan setia memenuhi segala keperluan
jama’ah dan betul-betul ikhlash melayani, sekecil apapun keperluan itu. Selama di
perjalanan merekalah yang langsung membagikan snack, buah serta minuman di setiap
jarak waktu tertentu. Mendekati separo perjalanan, pada waktu mereka menawarkan
pilihan snack pada jama’ah, saya sempat bertanya kepada salah seorang, </span><i style="font-family: "book antiqua", serif; font-size: 11pt;">apakah
keripik ketela yang tadi masih ada</i><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">?, (karena snack itu sangat saya sukai
diantara cemilan yang tersedia lainnya). Beliau menjawab, </span><i style="font-family: "book antiqua", serif; font-size: 11pt;">wah sayangnya yang
itu sudah tidak ada lagi</i><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">!, </span><i style="font-family: "book antiqua", serif; font-size: 11pt;">tapi bila antum menginginkannya, insyaAllah
nanti akan saya belikan, </i><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">lalu saya cepat-cepat menjawab, </span><i style="font-family: "book antiqua", serif; font-size: 11pt;">la,…la ba`sa</i><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">,
…ya sudah, kalau begitu tidak usah saja, tidak apa-apa!, kira-kira begitu
jawaban saya dengan bahasa Arab yang terbata-bata. Beberapa menit setelah itu,
bus kamipun berhenti di sebuah tempat peristirahatan di tengah padang pasir, dimana
terdapat sekelompok bangunan dengan beberapa toko, masjid (saya lupa nama
masjidnya), dan beberapa fasilitas lain seperti tempat pengisian premium dan juga
terminal truk. Kami melakukan shalat Zhuhur di masjid ini sembari berehat
seperlunya. Saat kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan, dan saat ransum
makan siang akan dibagikan, tiba-tiba panitia yang sebelum pemberhentian sempat
dialog dengan saya tadi lalu mendekati saya dan memberikan sebungkus besar
keripik ketela yang tadi saya tanyakan, saya kaget, subhanAllah!, ternyata dia
tetap memenuhi permintaan saya itu, meski sebelumnya saya sudah menolaknya.….
Saya sungguh sangat terkesan, dan benar-benar sungkan sekali pada waktu ini, saya
sangat terharu dengan gaya pelayanan seperti ini, saya hanya bisa berucap alhamdulillah
dan sangat berterimakasih kepada panitia yang baik hati ini, rupanya ia sengaja
membelikan keripik ketela untuk saya sewaktu di pemberhentian tadi. Di sinilah,
bayangan tentang ‘orang Arab kaya dan sedikit angkuh’ sebagaimana sebelumnya
ada di benakku, benar-benar menjadi luntur pada waktu ini…. Subhanallah!</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV7dWDQQHlT5S6kqpFH70TUwdgqVi0pviePWlAQRLBapZEy3pKzgfxfl_2Q8UKJnxVYgpVzVJnE3CuQCg3sBDild28il9CDzvfNzVapVdIQ_d_sDdIWEZulLAB7I3fNPA9496v_OWv0m4/s1600/Untitled.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV7dWDQQHlT5S6kqpFH70TUwdgqVi0pviePWlAQRLBapZEy3pKzgfxfl_2Q8UKJnxVYgpVzVJnE3CuQCg3sBDild28il9CDzvfNzVapVdIQ_d_sDdIWEZulLAB7I3fNPA9496v_OWv0m4/s640/Untitled.jpg" width="640" /></a></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Memasuki kota Madinatul Munawwarah
menjelang Ashar, bus kami memutar seperti mengelilingi kota Madinah. </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"> </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Entah karena sopir yang keliru mengambil jalan
atau memang disengaja memberi kesempatan kepada jama’ah untuk melihat-lihat
kota secara keseluruhan, yang pasti, kami para jama’ah sangat terpuaskan dengan
keadaan ini. Dari kejauhan sudah terlihat Masjid An-Nabawi terbentang luas
dengan megahnya seakan mengucapkan selamat datang kepada kami. Di kota inilah
pemerintahan Islam pertama didirikan dengan segala suka-duka yang</span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"> </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">dialami oleh Rasulullah di zamannya. Di kota
ini, … ya kota yang tentunya belum seluas dan seindah yang kami saksikan
sekarang….</span><i style="font-family: "Book Antiqua", serif; font-size: 11pt;">subhanAllah walhamduliLlah</i><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">. ......(bersambung) </span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"><span style="background-color: white; color: #333333; font-size: 14.6667px; line-height: 20.8px;">© Irhash A. Shamad</span></span></div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-3956404361326067682015-10-13T11:33:00.001+07:002016-10-27T18:09:42.668+07:00Irhash Gallery : "Jalla Jalalah 4"<span class="fullpost">
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiryiShgtNpyWAP8edLJbTf6Sv1SKF-WNUk24Y59zB1rbYv_80xTnBW9PONKKBKZPfFrA2uU_rThkJxuR7ul7giwBF0BGTLOIFwXSR7tsOyhw2IXofV3ibIc6r9ZuGHi9LMumWCYd3cJKE/s1600/Irhash-Jalla+Jalalah4-15.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="420" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiryiShgtNpyWAP8edLJbTf6Sv1SKF-WNUk24Y59zB1rbYv_80xTnBW9PONKKBKZPfFrA2uU_rThkJxuR7ul7giwBF0BGTLOIFwXSR7tsOyhw2IXofV3ibIc6r9ZuGHi9LMumWCYd3cJKE/s640/Irhash-Jalla+Jalalah4-15.jpg" width="640" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Irhash 2015 : "Jalla Jalala 4", oil on canvas, mix media (70 x 70 cm.)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-7465904051749460762015-10-11T14:14:00.000+07:002016-10-27T18:10:26.813+07:00Irhash Gallery : "Jalla Jalalah 3"<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimvBOKZJllXP4oKRkW33EGj1yu-YP84QdEF1c6ewj79lqA03UFJ1vhh8IfeNyWXnz-fGMS3uMSAOCG62x_1g2E3zjIcBesKLmgE0ytjqWgaN-a6-sd2qIbEZ49pb8ZRoiQW5KTomb0Ugw/s1600/Irhash-Jalla+Jalalah3-15.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="420" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimvBOKZJllXP4oKRkW33EGj1yu-YP84QdEF1c6ewj79lqA03UFJ1vhh8IfeNyWXnz-fGMS3uMSAOCG62x_1g2E3zjIcBesKLmgE0ytjqWgaN-a6-sd2qIbEZ49pb8ZRoiQW5KTomb0Ugw/s640/Irhash-Jalla+Jalalah3-15.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Irhash 2015 : "Jalla Jalalah 3", oil on canvas, mix media (70 x 70 cm.)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-37334334792767398362015-06-20T02:08:00.002+07:002016-03-15T23:56:40.566+07:00Album : Forum Dekan dan Asosiasi Dosen Fakultas Adab dan Humaniora <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKzdnrszspy4hyS8wG7WcsN9v29wV4tp9J1LacVEBjSklVNyNKs4_SFNd0oMl-MNJN42Yq8PUt-GhBAUbAZw-XmNN0h-tDORuLR83Z9FKjlGN9WPZBwVC_h5ithsAoCxo_C7g3D-heh1M/s1600/3-11-12+Desember+2007.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="514" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKzdnrszspy4hyS8wG7WcsN9v29wV4tp9J1LacVEBjSklVNyNKs4_SFNd0oMl-MNJN42Yq8PUt-GhBAUbAZw-XmNN0h-tDORuLR83Z9FKjlGN9WPZBwVC_h5ithsAoCxo_C7g3D-heh1M/s640/3-11-12+Desember+2007.jpg" width="640" /></a><br />
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
Forum Dekan Fakultas Adab UIN/IAIN/STAIN se-Indonesia 2007 di Jakarta</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB8V_UFDQ-dS9kAKZAjMo_Nann0vrV6CkyifcNokoEHJrXPhbEF5vZGwGHpbtZR6UGj8_t6Cac7noAB3WyC2l5kdI5FT7qmZfJ8DJoikYKiJw0Qtl8n_YzpQOPVSyDzNpTP3rY0znL3Hs/s1600/6-8+Nopember+2008.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="514" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB8V_UFDQ-dS9kAKZAjMo_Nann0vrV6CkyifcNokoEHJrXPhbEF5vZGwGHpbtZR6UGj8_t6Cac7noAB3WyC2l5kdI5FT7qmZfJ8DJoikYKiJw0Qtl8n_YzpQOPVSyDzNpTP3rY0znL3Hs/s640/6-8+Nopember+2008.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
Forum Dekan/ADIA Fakultas Adab UIN/IAIN/STAIN se-Indonesia 2008 di Aceh Darussalam </div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-76427635011906747712015-06-20T02:02:00.001+07:002015-10-03T06:16:09.916+07:00Album : Fakultas Ilmu Budaya-Adab <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhva4lWF0n8CIiu6XCXvXzEvrD8Ea8k49_tp_De5qSRQu21JAK1tvgw-ZCx1RnrSl5GM0hWK7fCevSGSpMKwbhpgrUJFuHrBtKT0tyFXNJtVS691NKGCIJoTW-0gQokWniBe1PAsU8Kwa0/s1600/2+Nopember+2007.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="512" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhva4lWF0n8CIiu6XCXvXzEvrD8Ea8k49_tp_De5qSRQu21JAK1tvgw-ZCx1RnrSl5GM0hWK7fCevSGSpMKwbhpgrUJFuHrBtKT0tyFXNJtVS691NKGCIJoTW-0gQokWniBe1PAsU8Kwa0/s640/2+Nopember+2007.jpg" width="640" /></a></div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-60871304763050373962015-03-01T05:17:00.000+07:002016-08-26T19:40:22.214+07:00"Hadza Min Fadhli Rabby" : Pengalaman Haji Atas Undangan Raja Saudi Arabia 2014 (Bagian 5)<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKvsdB8k1aRZkcsiQCzhyZaAN2gjXOAwEVKuQkwqfUkinxSff_Hk2du2ur4jxROSfWhrgA5gP9JZrvS-_1Nu0ynI3j3IkFFo-lurC20dhraxKp2TrrYoMuYTxlEsfkHYsIBaDx7EhcFtQ/s1600/Jamaraat-1+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKvsdB8k1aRZkcsiQCzhyZaAN2gjXOAwEVKuQkwqfUkinxSff_Hk2du2ur4jxROSfWhrgA5gP9JZrvS-_1Nu0ynI3j3IkFFo-lurC20dhraxKp2TrrYoMuYTxlEsfkHYsIBaDx7EhcFtQ/s1600/Jamaraat-1+copy.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="background-color: white;"><span lang="EN-US" style="background: yellow; font-family: "book antiqua" , "serif";"><br /></span>
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Lewat </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"> </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">jam 02.00 dini
hari perjalanan dilanjutkan ke Mina</span>. Semua rombongan kembali menaiki bus masing-masing, dan <i>caravan
</i>kamipun menyusuri jalan padat menuju Mina yang penuh dengan para jama’ah
layaknya hijrah massal. Mendekati shubuh barulah rombongan memasuki Mina,
karena konvoi kendaraan kami tidak bisa bergerak dengan cepat. Sesampai di Mina
kami para jamaah tamu ditempatkan di beberapa tenda dalam satu komplek khusus
di pinggiran jalan masuk lantai 1 dan 2 <i>Jamaraat, </i>atau tepatnya berseberangan
jalan dengan masjid <i>Al-Khaif</i>. Komplek tenda jamaah tamu yang hanya berjarak l.k.
500 meter dari <i>jumratul uula</i> ini memiliki fasillitas sama dengan yang
terdapat pada tenda-tenda yang ditempati di Arafah, kecuali hanya tidak
memiliki ruang terbuka yang cukup, yang ada hanya gang-gang diantara
tenda-tenda. Begitu keluar komplek tenda langsung berhubungan dengan jalan
masuk jamaraat lantai 1 dan 2. </span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhysyopgc5M7z4ZnPPWmv_H-CpGV42cPlfNr8xqo0vU4s0RqijOfx0Jjd5c3Hm7RkNVp1MoTLSEtH_UjOuc_OIDzYUSiFf-UyWxifeuVslN2Hg-fAKw0d4ilkcGmNPeHf0R-PVrEPQY60/s1600/Mina1+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhysyopgc5M7z4ZnPPWmv_H-CpGV42cPlfNr8xqo0vU4s0RqijOfx0Jjd5c3Hm7RkNVp1MoTLSEtH_UjOuc_OIDzYUSiFf-UyWxifeuVslN2Hg-fAKw0d4ilkcGmNPeHf0R-PVrEPQY60/s1600/Mina1+copy.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in 0in 6pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Tanpa mengambil istirahat, sesudah shalat
shubuh kamipun langsung menuju<span class="apple-converted-space"> </span><i>jamaraat</i><span class="apple-converted-space"> </span>untuk melempar<span class="apple-converted-space"> </span><i>jumrah ‘Aqabah</i>. </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">Bagi
saya yang pertama kali menjalankan ibadah haji, sebelumnya hanya cerita yang
baru saya ketahui tentang <i>Jamaraat</i>. <i>Jamaraat<span class="apple-converted-space"> </span></i>adalah simbol syetan yang
mengganggu Nabi Ibrahim sewaktu akan menjalankan perintah Allah saat Nabi
Ibahim akan menyembelih anak kesayangannya Ismail atas perintah Allah, karena
itulah umat Islam kemudian disyariatkan pula untuk melempar <span class="apple-converted-space"><i> </i></span><i>jamaraat</i><span class="apple-converted-space"> </span>yang tiga itu sebagai simbol
perlawanan terhadap syetan yang selalu menggoda manusia agar mengingkari
syariat Allah SWT. Semula dugaan saya simbol itu tak lebih dari sebuah simbol,
begitu juga<span class="apple-converted-space"> </span><i>jamaraat</i><span class="apple-converted-space"> </span>yang menjadi simbol syethan musuh
manusia.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Pengalaman
pertama di <i>jamaraat</i> ini, terutama sewaktu melalui <i>jumrah uula</i> untuk
mencapai <i>jumrah ‘aqabah</i>, bulu kuduk saya tiba-tiba merinding, dan sangat
merinding entah kenapa?… mungkinkah hanya saya yang merasakannya?, karena saya
melihat orang-orang lain yang berdesakan melempar jumrah itu nampaknya
biasa-biasa saja. Begitu jelas ditelinga saya terdengar suara raungan nyaring
dan sengau mengiringi gemuruh keramaian jamaah, entah dari mana asalnya, namun
yang pasti itu bukan raungan biasa. Saya mencoba untuk memilah pendengaran saya
antara gemuruh dan pekikan sengau tersebut, karena mungkin saja itu efek
akustik dari gemuruh suara keramaian, namun itupun tidak relevan. Setelah melewati
<i>jumrah uula</i>, saya mencoba kembali mengamati suara nyaring itu, saya
sengaja berdiam sejenak untuk kembali memilah antara suara gemuruh dan raungan
nyaring itu, namun tetap masih terdengar dan menakutkan. <i>Subhanallah</i>, saya
benar-benar merinding saat ini, keringatpun membasahi hampir seluruh tubuh
saya, dan terasa gemetar seluruh persendian, karena semakin saya fokus pada
suara aneh itu, semakin nyaring saja terdengar. Ingin saya memastikan melalui
teman sesama jamaah tamu yang semula bersama saya ke <i>jamaraat</i>, namun ia tidak
lagi kelihatan dan mungkin sudah lebih dulu ke <i>jumrah ‘aqabah</i>. Kemudian
sayapun menuju <i>jumrah ‘aqabah</i> untuk menyelesaikan rukun haji, meski suara itu
tetap terdengar. Saya berusaha untuk tidak emosional dalam melempar sesuai yang
saya ketahui sebelumnya, dan sayapun tidak larut memikirkan suara aneh tadi
dalam melempar. Mungkinkah itu suara pekikan syethan yang sedang dilempari
beramai-ramai yang diperdengarkan kepada saya, ataukah hanya halusinasi semata?
Wallahu a’lamu bish-shawab. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Setelah
<i>ramyu</i> di<i> jumrah</i>, saya selanjutnya kembali ke tenda untuk mencukur
rambut supaya bisa secepatnya <i>tahallul </i>agar
kami dapat melepas pakaian ihram. Semula saya menduga bercukur harus dilakukan
sendiri-sendiri, karena itu selesai melempar jumrah ‘aqabah begitu sampai di
jalan keluar <i>jamaraat</i> banyak sekali ditemukan <i>barbershop</i> untuk bercukur bagi
para jama’ah yang ingin <i>tahallul</i>. Saya semula akan bercukur di salah satu
<i>barbershop</i> itu, namun karena ramainya antrian, niat itu saya batalkan. Saya
bersama salah seorang teman dari Manado yang bertemu saat keluar <i>jamaraat</i>,
kemudian pulang ke tenda untuk bercukur bersama jama’ah yang lain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Di
tenda-tenda jamaah tamu, sebenarnya sudah disediakan beberapa tukang cukur, akan tetapi tidak
sedikit juga diantara jamaah saling cukur dengan cara masing-masing. Sayapun
mencoba untuk bercukur bergantian dengan salah seorang jamaah dari Thailand. Dengan
modal gunting dan satu cermin kecil, maka saya mencoba mengunting rambutnya
secara berangsur hingga pendeknya merata dan rapi sesuai keinginannya. Akan
tetapi ketika giliran dia menggunting rambut saya, saya meminta agar tidak
terlalu pendek, tapi cukup sisakan 2 cm merata. Kami tidak menggunakan kaca
depan dan belakang untuk mengontrol hasil guntingan itu, kecuali hanya sebuah kaca
cermin di depan. Selebihnya adalah rasa saling percaya saja. Maka selesailah
satu sesi yang memungkinkan kami dapat melepas pakaian ihram. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Apa
yang kemudian saya ketahui di sore harinya adalah ternyata rambut bagian
belakang saya digunting tidak karuan, belang-belang, bergaris-garis, dan
sebagian tebal sebagian begitu tipis bahkan kurang dari setengah sentimeter.
Hal ini saya ketahui setelah mencoba memotret bagian belakang kepala dengan
menggunakan handphone, wadouhh!…. tidak dapat saya bayangkan betapa itu
memalukan, karena ini kepala sudah saya bawa kemana-mana keluar tenda pada
waktu siangnya. Lebih herannya lagi, tidak satupun diantara jama’ah tamu lain
mengingatkan saya tentang hal ini. Karena itu saya segera mencari pertolongan kepada salah seorang jamaah, kalau-kalau ada yang membawa mesin potong rambut untuk merapikan rambut saya, dan alhamdulillah
dengan batuan salah seorang jamaah dari Indonesia menjelang maghrib rambut saya
sudah dirapikan secara merata sesuai ukuran terpendek hasil karya teman
Thailand saya itu, meskipun terpaksa harus plontos, dan tidak seperti yang saya
inginkan semula,….. namun, ini menjadi
pengalaman plontos kedua bagi saya sesudah plontos untuk perpeloncoan waktu
masuk perguruan tinggi lebih dari 30 tahun yang lalu.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOqmg2dz6WIvUdJ5fgb9N1zVWUuGpX1-VxuQMyv2U4us42dZ0g8PioI7fRfM64qVwmrm1eJQnXE5n50Zs25sZkJ4uqh1sszelsoajZ1jJGgF5XDUuRJYteoD_Ia3Twh99ser8GDv9HSHw/s1600/20141006_180703-a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOqmg2dz6WIvUdJ5fgb9N1zVWUuGpX1-VxuQMyv2U4us42dZ0g8PioI7fRfM64qVwmrm1eJQnXE5n50Zs25sZkJ4uqh1sszelsoajZ1jJGgF5XDUuRJYteoD_Ia3Twh99ser8GDv9HSHw/s1600/20141006_180703-a.jpg" width="400" /></a></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Sesuai
penjadwalan panitia, kami jamaah tamu kerajaan hanya mengambil <i>Nafar Awal</i>,
oleh karenanya <i>mabit </i>di Mina sampai hari kedua <i>tasyriq. </i>Hari ini
kami jamaah tamu secara berombongan berangkat ke <i>jamaraat </i>untuk melempar
ketiga jumrah untuk kemudian langsung meninggalkan Mina. Semua tas dikumpulkan
untuk di bawa langsung ke Madinah, sementara semua jamaah kembali ke Makkah
untuk menunaikan thawaf ifadah. Selesai melempar jumrah ‘Aqabah<i> </i>seyogianya
di luar area sudah menunggu bus-bus kerajaan yang akan membawa kami kembali ke
hotel, namun karena kemacetan lalu lintas Mina dan Makkah, bus kami terpaksa
menunggu kurang lebih 3 km dari Mina. Karena itu kami harus berjalan kaki ke
tempat bus tersebut. Kali ini saya benar-benar merasakan berhaji yang
sesungguhnya, berbaur bersama jamaah yang bermacam ragam dan berjalan di panas
terik dengan suhu yang sangat tinggi. Saya merasakan bagaimana berebutan air
mineral yang dibagikan dari atas truk serta semprotan dari truk-truk air untuk membantu
kelembaban udara, serta menghayati bagaimana hausnya kafilah yang menyusuri padang
pasir di panas terik. Meskipun kami
berjalan diatas jalan beraspal yang panas dan menyisir banyak sekali
kendaraan yang terpaksa parkir karena macet, namun ini cukup menjadi pengalaman
yang berharga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Sesampai
di hotel semua jamaah beristirahat menunggu maghrib untuk kemudian menyelesaikan rukun
terakhir pelaksanaan ibadah haji ini, yaitu <i>thawaf ifadhah. </i>Pelaksanaan
<i>thawaf ifadhah</i> di Masjidil Haram diserahkan kepada masing-masing jamaah. Saya
dengan beberapa orang berangkat ke Masjidil Haram setelah maghrib dan
menyelesaikan <i>thawaf</i> dan <i>sa’i</i> hingga jam 10.00 WSA. Dengan
demikian setelah tahallul <i>tsani,</i> berakhirlah pelaksanaa ibadah haji dengan
harapan kiranya semua rangkaian ibadah ini diterima Allah SWT sebagai <i>hajjan
mabruran, wa sa’iyan masykuuran wa zanban maghfuuran, wa tijaaratan lan
tabuuran……aamiiin.... </i>(baca lanjutannya.....klik <a href="http://www.irhash.com/2016/08/hadza-min-fadhli-rabby-pengalaman-haji.html">di sini</a>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
© Irhash A. Shamad</div>
Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-21320955334419179822015-02-15T20:17:00.002+07:002015-06-21T01:55:14.009+07:00"Hadza Min Fadhli Rabby" : Pengalaman Haji Atas Undangan Raja Saudi Arabia 2014 (Bagian 4)<span class="fullpost">
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVEzU-Oj2xVOtxBgu0hAAuNekJdXRyl6iSAEjY6sw7z-KYOP95dMOuDLDV-rM0HYx5LtbMqRL9ebCE6DIyxyPmc0L0xV2Wq2YEAVYxCu02yB9palm6xbOhOuS_kHMnXXyif5g9865Q8PM/s1600/Arafah+1+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVEzU-Oj2xVOtxBgu0hAAuNekJdXRyl6iSAEjY6sw7z-KYOP95dMOuDLDV-rM0HYx5LtbMqRL9ebCE6DIyxyPmc0L0xV2Wq2YEAVYxCu02yB9palm6xbOhOuS_kHMnXXyif5g9865Q8PM/s1600/Arafah+1+copy.jpg" width="640" /></span></a><br />
<div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><span lang="EN-US" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-family: 'Book Antiqua', serif;">Jam 16.00 WSA sore</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span style="background-color: white;">,</span> iring-iringan rombongan bus jama’ah tamu
kerajaan sampai di ‘Arafah. Masing-masing telah disediakan tenda sesuai negara
dan wilayah regional masing-masing. Kami jama’ah tamu dari Indonesia ditempatkan
satu tenda dengan Malaysia dan Philipina. Tenda-tenda yang cukup besar untuk
menampung jamaah ini berada pada blok
tersendiri. Di sini fasilitas untuk jama’ah sangat memadai, tersedia
tenda yang berfungsi sebagai masjid, tenda ruang makan, restoran, klinik
pengobatan, MCK serta fasilitas umum lainnya.</span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Kenyamanan
lingkungan blok ini lebih dirasakan dengan adanya pohon-pohon pelindung serta
pekarangan yang seluruhnya ditutupi dengan karpet rumputan berwarna hijau,
meski dengan rerumputan artifisial, namun cukup menimbulkan kesan yang sejuk.
Suasana di dalam tenda juga tidak kurang kenyamanannya. Satu tenda besar yang ditempati
oleh l.k. 100 orang mungkin terkesan sumpek dan gerah, namun karena
masing-masing tenda juga dilengkapi dengan air conditioner (AC) yang cukup, sehingga
suasana didalamnya cukup sejuk. Semua tenda-tenda itu juga dilengkapi dengan
kasur dan selimut untuk setiap jama’ah tamu. Dengan demikian pelaksanaan ibadah
dan zikir jama’ah didalamnya dapat dilakukan dengan lebih khusyu’. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Demikian
juga MCK tersedia cukup banyak sehingga hampir tidak memerlukan waktu untuk antrian,
namun yang sedikit agak perlu menyesuaikan adalah air wudhu’ dan air mandi yang
tersedia cukup panas menurut ukuran biasa, sehingga setiap kali sehabis mandi dan wudhu’ tidak terasa segar. Makanan
serta minuman yang disediakan khusus untuk jamaah tamu ditempatkan pada satu
tenda khusus. Tidak ada kesan “darurat” dalam pelayanan makanan dan minuman, bahkan juga dalam penyajiannya. Semua itu
persis sama dengan pelayanan yang ada di hotel, termasuk variasi menu yang
disediakan, yang berbeda hanyalah tidak tersedianya kursi dan meja untuk makan.
Soal yang terakhir ini yang sedikit berkesan “darurat” ; para tamu dipersilakan
mencari sendiri tempat duduk, apakah di tenda masing, di taman-taman atau di
gang-gang antara tenda yang memang sudah dialasi karpet hijau, apalagi pula
terdapat banyak pohon pelindung. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Apa
yang dikemukakan tentu dapat dimaklumi. Bahkan menurut saya, pengalaman spritual
ibadah haji sepatutnya benar-benar menjadi ‘napak tilas’ pelaksanaan haji Rasulullah
SAW, paling tidak segala duka dan
kesulitan di masa itu dapat dihayati. Saat pikiran saya mencoba untuk membayangkan
realitas masa Rasulullah, rasanya apa yang kami alami dalam pelaksanaan haji kali
ini sudah terlalu “mewah”, bahkan terkadang hati kecil saya seperti merasa
tidak sempurna dan kurang afdhal saja pelaksanaan
ibadah haji ini, meski tetap berharap tidak akan kurang nilainya di mata Allah
SWT.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">Kami jamaah tamu mendengarkan
khutbah Arafah pada Jum’at 03 Oktober di dalam tenda yang dikhususkan untuk
masjid. Khutbah Arafah hanya kami saksikan melalui layar monitor. Untuk setiap negara-negara
‘ajam (yang tidak berbahasa Arab) masing-masing </span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;"> </span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">dibantu oleh seorang interpreter yang bertugas
menterjemahkan isi khutbah kepada bahasa masing-masing. Lautan manusia yang
mendengarkan khutbah Arafah di lapangan hanya dapat disaksikan lewat monitor. Dalam
hati, </span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;"> </span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">saya rasanya mau protes kenapa
kami tidak diberi pengalaman menyatu dengan umat muslim yang banyak itu saat
ini? ; seyogianya di saat saat seperti inilah kami dapat merasakan “padang
mahsyar” dunia itu, karena saat ini semua jamaah haji dari seluruh dunia
berkumpul pada satu titik dan detik secara bersamaan….betapa indahnya. Namun
apa hendak dikata, semua kami tunduk pada aturan-aturan yang menjadi ketetapan
penyelenggara yang mengurus penyelenggaraan haji tamu Khadim Haramayn ini.</span> </span><br />
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Selesai
shalat jum’at, saat saat dimana wuquf di mulai, para jamaah mencari tempat
masing-masing secara bebas untuk berzikir dan berdo’a menjelang terbenamnya
matahari ; ada yang kembali ke tenda, ada yang mengambil tempat dipojok-pojok
tenda, tetapi saya dan salah seorang teman dari Jawa Barat sengaja mengambil
tempat di luar tenda, persisnya di tempat yang agak jauh dari tenda, Ini
sengaja kami lakukan untuk sedikit merasakan panasnya suhu padang Arafah, meski
tidak kena matahari langsung, namun cukup untuk sedikit menghayati padang
Arafah dalam arti yang sesungguhnya. </span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"> </span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Do’a-do’a
wuquf yang melantun di tengah suhu seperti ini terasa lebih menjiwai, karenanya
kesempatan wuquf ini saya gunakan sebaik-baiknya untuk tidak saja mewiridkan zikir
dan do’a seperti yang diajarkan Rasulullah, tetapi do’a-do’a dan segala ‘pengaduan’
atas segala hal yang telah berlaku dalam kehidupan saya dan semua keluarga saya,
baik suka maupun duka yang telah kami</span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">
</span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">alami selama ini, segala alpha dan kelemahan diri yang disesali. Terasa
betapa ‘malu’ diri ini dihadapanNya atas semua itu, dan betapa kecilnya diri
ini dan bahkan rasanya kurang pantas untuk berharap kehadiratNya, mengingat belum
sempurnanya segala kewajiban tertunai sesuai syari’atNya, dan betapa terlalu
banyak karunia dan kasih sayangnya yang telah dicurahkanNya kepada saya dan
keluarga yang kadang tanpa kesyukuran yang berarti dari kami yang tak tahu diri…..betapa
berdosanya diri ini kurasakan!. Konflik batin ini kurasakan tak ubahnya bagai
pengadilan “mahsyar” atas diri saya sendiri. Tak sedikit air mata yang tercurah
mengiringi “ratapan” dan do’a-do’a itu, hingga terleraikan oleh waktu </span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">‘Ashar. Setelah shalatpun semua itu terulang
kembali hingga saatnya kami bersiap-siap untuk diberangkatkan ke Mudzdalifah
saat mata hari terbenam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: inherit; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><br /></span></div>
<div>
<span lang="EN-US" style="font-family: inherit; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDuIt9ft0Tm97B_QGV23Zh1XmwexCemH2_59L3tYUGpHoi07k2roynl5_IC0RZRNX5YR9H_XRXZAMt2W9QZTuZ9j3UJLLHqW0VMXbx-PI9ag5y5_fU160d38EEw8mhY-Yuy-0Jn2PzPeQ/s1600/Arafah+2+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" height="324" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDuIt9ft0Tm97B_QGV23Zh1XmwexCemH2_59L3tYUGpHoi07k2roynl5_IC0RZRNX5YR9H_XRXZAMt2W9QZTuZ9j3UJLLHqW0VMXbx-PI9ag5y5_fU160d38EEw8mhY-Yuy-0Jn2PzPeQ/s1600/Arafah+2+copy.jpg" width="640" /></span></a></span></div>
<div>
<span lang="EN-US" style="font-family: inherit; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><br /></span></div>
<div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Kami
berangkat ke Mudzdalifah pada saat menjelang maghrib dengan manaiki bus-bus
tamu kerajaan yang memang telah <i>standby</i> di luar area sesuai dengan nomor
bus yang ditentukan sedari awal. Membayangkan <i>caravan </i>onta Rasulullah
dulu, bus-bus kamipun bergerak ke Mudzdalifah di tengah keramaian umat dengan
berbagai macam jenis kendaraan, bahkan ada diantaranya yang berjalan kaki,
sesekali saya berfikir alangkah lebih afdhalnya ibadah mereka yang benar-benar
merasakan perjalanan malam ke Mudzdalifah tanpa menggunakan kendaraan itu.<o:p></o:p></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Jarak antara Arafah dan Mudzdalifah
tidaklah begitu jauh, namun masa tempuhnya begitu lama, karena bus kami tidak
bisa bergerak cepat akibat ramainya lalu lintas pada waktu ini. Lebih kurang jam 10.00 WSA malam, kami sampai
di Mudzdalifah. Bus-bus jamaah tamu yang seragam ini berjejer disepanjang jalan
Jawhara. Kami semua turun untuk <i>mabit</i> dengan terlebih dahulu shalat
Maghrib dan Isya’ yang dijama’ serta memungut kerikil-kerikil yang akan
digunakan nanti di <i>jamarat</i>. Begitu bus-bus kami berhenti, panitia langsung membentangkan
beberapa permadani di jalanan diantara bus-bus tersebut, agar para jamaah dapat
melaksanakan shalat, berzikir dan berdoa selama mabit, dan menunggu saat-saat perjalanan
dilanjutkan ke Mina menjelang Shubuh............</span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">(baca lanjutannya..... klik di <a href="http://www.irhash.com/2015/03/hadza-min-fadhli-rabby-pengalaman-haji.html">sini</a>)</span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">© Irhash A. Shamad</span></span></div>
</div>
Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-3118627835889092632015-02-13T22:29:00.000+07:002015-06-21T01:55:47.852+07:00"Hadza Min Fadhli Rabby" : Pengalaman Haji Atas Undangan Raja Saudi Arabia 2014 (Bagian 3)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmMsaW6IK-tQOgia-AjU6L1w_nGuy6Dlkxi5TFkfAGPFQ6q0w-W0smLbdhp3VtJfy4nhcMUp4Xu9ninKGyIyqRt-mbfua-n_DslyBU9r9ZmqBBeTzqGce-fl30Mr2THEaYBpTR_GrLb3w/s1600/Makarim+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="339" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmMsaW6IK-tQOgia-AjU6L1w_nGuy6Dlkxi5TFkfAGPFQ6q0w-W0smLbdhp3VtJfy4nhcMUp4Xu9ninKGyIyqRt-mbfua-n_DslyBU9r9ZmqBBeTzqGce-fl30Mr2THEaYBpTR_GrLb3w/s1600/Makarim+copy.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">Hari-hari menjelang wukuf (Haji)</span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span style="background-color: white;">,</span> hanya diisi dengan kegiatan ibadah
malam di Masjidil Haram, karena waktu-waktu siangnya kami lebih memilih berada</span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"> </span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">di hotel, karena suhu pada waktu siang sangat begitu
menyengat. Untuk ibadah malam ini memang diatur sendiri-sendiri, kadang saya
berangkat sebelum Maghrib dan pulang setelah Isya untuk makan malam dan kembali
lagi jam 03.00 hingga Shubuh, dan tak jarang juga ke Masjidil Haram sebelum
Isya dan pulangnya pagi. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Tidak ada pengaturan oleh panitia menyangkut ibadah, kecuali
transportasi yang selalu tersedia, juga hidangan makan, snack malam serta
buah-buahan yang selalu ada. Bagi saya, pelayanan jamaah tamu ini dirasakan
sangat luar biasa, karena benar-benar memberi kemudahan dan sangat
menyenangkan. Suatu hal yang sangat berkesan pula adalah pada saat setiap
keluar dan masuk hotel selalu disambut dengan tuangan air zamzam dan hidangan
kurma oleh petugas yang khusus untuk itu. Namun ada satu hal yang selalu harus
kami ingat setiap akan keluar hotel, yaitu memakai ID Card Haji Undangan Khadim
Haramayn yang telah diberikan kepada kami sewaktu tiba di Makkah. ID Card itu harus
selalu terpasang di dada. Kalau suatu saat kelupaan dan tidak bisa menunjukkan
kepada petugas, maka kami akan kesulitan untuk masuk ke hotel. Petugas security
sangat ketat dan tegas pada tamu-tamu yang tidak memiliki ID Card, namun juga
sangat ramah untuk ukuran petugas security, mereka bahkan juga tak segan-segan
melayani dan membantu pada saat tamu memerlukannya, meskipun itu bukan tugas
mereka.</span></div>
<br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Demikianlah hari-hari di hotel Makarim. Sesekali bercengkrama
dengan petugas, dengan tamu yang berbeda negara, begitu juga dengan panitia, sungguh
mengasyikkan juga, meski dengan bahasa yang pas-pasan. Suatu hal yang saya
sukar melupakan ialah dengan intensifnya interaksi para tamu seperti
digambarkan itu, terbentuk pula suatu “komunitas” khusus secara spontan tanpa
ada yang mensponsorinya. Meskipun “komunitas” ini didasari oleh kesamaan hobby
(yang sebenarnya tidak patut untuk dibanggakan). “Komunitas” ini terdiri dari
para “professional” dari berbagai belahan dunia, yang berkumpul secara spontan
tanpa diundang hadir pada suatu tempat khusus di sekitar hotel Makarim, apalagi
saat-saat selesai makan. Saking intensifnya pertemuan ini, muncul pula
“gagasan” segar oleh sebagian anggota untuk menamai pertemuan rutin ini dengan
“<i>International Congres of Moslem Smokers</i>”, yang anggotanya adalah
orang-orang “khusus” (mungkin tepatnya : “orang berkeperluan khusus”), yang
tidak saja terdiri dari sebagian jamaah calon haji tamu dari berbagai negara
itu, akan tetapi juga dari panitia dan petugas hotel sendiri (just kidding
lho!….tp itu berkesan juga), dan yang pasti, tidak ada suatu keputusan apapun
yang dihasilkan dalam “kongres” <i>icak-icak</i> tersebut.</span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">
</span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US"><br /></span></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US">Hari-hari
selanjutnya di Makarim Ummul Qura menjelang pelaksanaan wuquf terasa begitu
melambat kami rasakan karena ketidaksabaran kami untuk segera melaksanakan
ibadah haji (wuquf di ‘Arafah). Apalagi
pelaksanaan wuquf tahun ini bertepatan pada hari Jum’at, yang menurut
sementara pendapat disebut sebagai <i>Haji Akbar</i>. Suatu kesempatan berhaji
yang sangat langka untuk didapatkan, bahkan menurut sebagian ulama <i>Haji Akbar</i>
dianggap sebagai yang memiliki beberapa keutamaan. <o:p></o:p></span></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">
</span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US">Meskipun
tidak diberitahukan sebelumnya melalui jadwal, namun panitia ternyata sudah
mempersiapkan beberapa agenda ziarah ke tempat-tempat tertentu untuk mengisi
kekosongan kegiatan pada waktu siang. Perjalanan ziarah pertama dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 29 September (4 Dzulhijjah 1435 H) diawali dengan
kunjungan ke Museum Haramayn “<i>Ri`asah al-‘Aamah li Syu`uni al Masjidi
al-Haram wa al-Masjid an-Nabawy</i>”, sebuah lembaga yang menangani hal-hal
yang menyangkut urusan pengembangan Masjidil Haram dan Masjid Nabawy. Di
Lembaga ini juga terdapat museum Haramayn dimana kita bisa menyaksikan semua
alat dan kelengkapan yang pernah digunakan di kedua masjidil haram tersebut, seperti : pintu
Ka’bah yg digunakan sejak awal berikut kiswahnya, kerangka sumur Zamzam,
kerangka Maqam Ibrahim, mimbar Masjid
Nabawy, maket pengembangan kedua masjid tersebut, serta peninggalan-peninggalan
lainnya. Di bagian lain dapat pula disaksikan proses pengerjaan kiswah (kain
penutup) Ka’bah, mulai perancangan kaligrafi hingga penyulaman kiswah tersebut
oleh tenaga-tenaga sangat profesional dan yang khusus ditugaskan untuk itu.</span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US"><br /></span>
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAfY92fyCLK7kglfkuKEhOxbXts7U6ZK6TfHpCdeVY5bmTLMtzsql0R8yf-2ICigt9oBHmOHz3LaHR7JlkC78GfLalNLfDfbf6FcmCW3oRmczm6nj6nPZtdE-RFO3zLE4odgyj4vp4fMk/s1600/20140929_145707.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAfY92fyCLK7kglfkuKEhOxbXts7U6ZK6TfHpCdeVY5bmTLMtzsql0R8yf-2ICigt9oBHmOHz3LaHR7JlkC78GfLalNLfDfbf6FcmCW3oRmczm6nj6nPZtdE-RFO3zLE4odgyj4vp4fMk/s1600/20140929_145707.jpg" width="640" /></a><span lang="EN-US"></span></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">
</span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US">Esoknya
Selasa 30 September kami dibawa mengunjungi Museum “<i>Assalamu’alaika Ayyuhan
Nabiy</i>” sebuah museum yang baru diresmikan setahun yang lalu. Museum ini
disamping memuat segala hal yang menyangkut kehidupan pribadi Rasulullah SAW
sejak kelahiran hingga wafatnya, benda-benda peninggalan properti Rasulullah,
dan replika situs Beliau bersama keluarga dan para shahabat serta berbagai
catatan yang komplit tentang kehidupan keseharian Rasulullah SAW. Itu semua
dilengkapi dengan tayangan apik teknologi multimedia yang terbilang mutaakhir.
Sehingga dari pintu masuk hingga ke pintu keluar, para pengunjung seperti
diajak berwisata menelusuri kehidupan Rasulullah SAW, bahkan kita seperti
merasakan kehadiran Rasul sendiri. Dari informasi yang disampaikan konon
dihabiskan waktu l.k. 10 tahun pengolahan museum canggih seperti ini dengan
melibatkan para pakar, ulama dan para <i>muhadditsin</i> dan dilanjutkan dengan
perancangan dan pengolahan display data dan deorama oleh pakar-pakar
multimedia. Bahkan semua arsip pengerjaan, yang terdiri dari catatan-catatan,
manuskrip, dan semua fasilitas yang digunakan seperti pena, lem, tinta, pisau
dan sebagainya yang digunakan untuk pengolahan data museum ini disimpan secara
rapi dan dipajang pada step akhir “perjalanan wisata” yang dipamerkan pada
museum ini….sangat menakjubkan!, <i>wa</i> <i>hadza min fadhli Rabby.<o:p></o:p></i></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US"><i><br /></i></span>
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiJRSLcYD64kRVfnVZlz5NodthPRvMa37ccq0pOPmiJVQyhoALOSD5Zm2tg5_oIYpikv057TEhTjr1IRGJv6BtvmZT3O9kvq2Kl5pivs5CGwje26lM8vs4KkjsDobtYSdIzmfxtl3bcYA/s1600/20140930_152205.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiJRSLcYD64kRVfnVZlz5NodthPRvMa37ccq0pOPmiJVQyhoALOSD5Zm2tg5_oIYpikv057TEhTjr1IRGJv6BtvmZT3O9kvq2Kl5pivs5CGwje26lM8vs4KkjsDobtYSdIzmfxtl3bcYA/s1600/20140930_152205.jpg" width="640" /></a></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US"><i><br /></i></span></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">
</span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US">Masih
di hari-hari menunggu wukuf ‘Arafah yang waktu-waktu terasa melambat dengan
ketiadaan kegiatan ziarah. Panitia sengaja mengosongkan kegiatan untuk memberi
kesempatan kepada semua tamu supaya dapat dimanfaatkan untuk persiapan fisik.
Tidak ada kegiatan keluar pada diwaktu siang, kecuali shalat Zhuhur dan ‘Ashar
di Mushalla hotel Makarim diselingi beberapa kegiatan tadarrusan dan ceramah
ringan oleh para ustaz yang sudah dipersiapkan, sedangkan pada malamnya ke
Masjidil Haram seperti malam-malam sebelumnya yang diatur secara bebas oleh
masing-masing tamu.<o:p></o:p></span></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Pagi Kamis 2 Oktober semua tamu bersiap-siap untuk berangkat
ke ‘Arafah untuk pelaksanaan Haji. Saya dan semua tamu lainnyapun mengemas
barang-barang untuk persiapan keberangkatan ke ‘Arafah. Agar pelaksanaan ibadah
haji nantinya tidak terganggu dengan barang bawaan yang banyak, maka untuk para
tamu sudah dipersiapkan sebuah tas tentengan khusus yang seragam dan tidak
terlalu besar untuk mengemas keperluan di Arafah hingga Mina nantinya. Kamipun
hanya membawa pakaian seperlunya serta beberapa keperluan mandi yang memang
sudah disediakan oleh panitia bersama tas tentengan itu. Selain itu, menjelang
keberangkatan ke ‘Arafah panitia melengkapi semua jama’ah tamu masing-masing
sebuah handphone Nokia Asha 505 touchscreen lengkap dengan simcard Saudi yang
sudah terisi pulsa 50 real (lk. Rp.150.000).
Fasilitas yang disebut terakhir ini sudah tentu bertujuan untuk memudahkan
komunikasi antar jamaah tamu dan panitia saat pelaksanaan ibadah haji ‘Arafah
nantinya. Meskipun semua jam’ah membawa handphone, namun bagi jamaah, gadget
ini tentu memiliki kenangan tersendiri serta dapat dimanfaatkan untuk berbagai
komunikasi lainnya dalam jangka panjang, bahkan saat kembali ke tanah air
nantinya…<i>alhamdulillah</i>.</span></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">
</span></span></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"></span></span><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Setelah
semua persiapan ke ‘Arafah selesai, maka ba’da Zhuhur saya dan jamaah tamu
lainnya sudah memakai pakaian ihram untuk pelaksanaa ibadah haji. Kami menunggu
keberangkatan di lobby hotel, sementara sebagian yang lain sudah ada yang mulai
mengatur bagasi. Agaknya antrian menaiki
buspun diatur sedemikian rupa sesuai dengan negara asal masing-masing.<o:p></o:p></span></span></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;">
</span></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Setidaknya
ada 26 buah bus jama’ah tamu kerajaan yang berangkat dari Hotel Makarim secara
bersamaan menuju ‘Arafah. Masing-masing tamu ditentukan nomor bus masing-masing
yang tidak boleh bertukar-tukar selama pelaksanaan haji ‘Arafah hingga Mina.
Untuk itu ID Card masing-masing ditempeli nomor bus yang akan digunakan agar
tidak terjadi kekeliruan menaiki bus, karena karoseri dan warnanya semua memang
sama...... (baca lanjutannya..... klik di <a href="http://www.irhash.com/2015/02/hadza-min-fadhli-rabby-pengalaman-haji_15.html">sini</a>)<o:p></o:p></span></span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></span></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">© Irhash A. Shamad</span></span></span></span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;">
</span></span></div>
Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-81570012427687450072015-02-11T01:27:00.000+07:002019-10-09T20:48:31.417+07:00"Hadza Min Fadhli Rabby" : Pengalaman Haji Atas Undangan Raja Saudi Arabia 2014 (Bagian 2)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHDmBBDVOLquFkZ6e7Zr47JCgsVTMv_-JWn-aPnmihmIUwo094J9RaTwk4J2x4fM7huzSoKBQI8wx5cpLoQ0bUJVY1BL2dtQfHWr0yiXScunxJuUm532vjKcJ8IQE03noZhiTe10NCBHg/s1600/Haj-04.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHDmBBDVOLquFkZ6e7Zr47JCgsVTMv_-JWn-aPnmihmIUwo094J9RaTwk4J2x4fM7huzSoKBQI8wx5cpLoQ0bUJVY1BL2dtQfHWr0yiXScunxJuUm532vjKcJ8IQE03noZhiTe10NCBHg/s1600/Haj-04.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background-color: white; font-family: "book antiqua" , serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background-color: white; font-family: "book antiqua" , serif;">Tepat jam 07.00 WSA</span><span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">
(atau jam 11.00 pada jam saya) pesawat SaudiAirline yang membawa kamipun mendarat di King Abdul Aziz Airport Jeddah,
para jamaah undangan ini langsung disambut oleh panitia yang sepertinya sudah
disiapkan khusus. Setelah menyelesaikan urusan imigrasi Bandara yang secara kolektif
juga dibantu oleh panitia, para jamaah undangan diminta untuk mengumpulkan
passport masing-masing dan menyerahkan kepada panitia penyambutan. Setelah itu
kami dibawa menuju tempat makan malam di sebuah restoran Bandara KAA. Di sini,
kami mulai merasakan betapa protein dalam sajian ala Saudi adalah sesuatu yang
sangat penting, sepiring nasi (pulen dengan minyak samin tentunya) dengan lauk
sepotong ayam yang ukurannya sangat luar biasa untuk ukuran Indonesia, serta
sayur mayur dan buah juga minuman kaleng tersaji untuk kami. Betapapun protein
dengan ukuran luar biasa itu, namun karena aroma dan rasa yang mendekati ayam
bakar Indonesia telah ‘memaksa’ saya menghabiskan potongan ayam itu tanpa nasi,
karena nasi pulen dengan minyak samin yang belum terbiasa di lidahku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Setelah
hidangan makan malam itu kamipun bergerak keluar terminal kedatangan. Beberapa
bis khusus tamu kerajaan telah pula dipersiapkan di terminal kedatangan bandara
KAA untuk membawa kami menuju Makkah al-Mukarramah. Perjalanan darat dari
Jeddah ke Makkah seharusnya ditempuh l.k. 1 jam 20 menit menjadi sedikit
terlambat, karena ketatnya pemeriksaan menjelang masuk Kota Makkah. Meskipun
bis yang digunakan serta penumpang yang ada didalamnya adalah tamu kerajaan,
namun agaknya prosedur pemeriksaan tetap dilaksanakan seperti peziarah-peziarah
lainnya di musim haji. Alhamdulillah jam 10.00 WSA saya bersama rombongan calon
haji undangan Kerajaan akhirnya sampai di hotel Makarim Umm al-Qura yang memang
sudah dipersiapkan untuk penginapan para calon haji tamu kerajaan selama di
Makkah. Di lobby hotel kepada kami masing-masing
dibagikan ID Card khusus Haji tamu Raja Abdullah bin Abdul Aziz. Saya yang
semula heran kenapa passport harus di kumpulkan dan dipegang oleh panitia penyambutan,
saat inipun terjawab. Ternyata ID Card itulah yang menggantikan posisi passport,
sekaligus sebagai jaminan pelayanan yang akan diberikan untuk kami selama
berada di tanah suci. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Masih
dalam pakaian ihram, saya dan jamaah undangan lainnya ke hotel hanya sekedar
untuk memastikan kamar dan menaruh barang-barang bawaan, karena saat ini, meski
sudah malam, keinginan untuk segera thawaf dan sa’i umrah malam ini juga ke
Baitullah makin kuat. Walaupun saat ini terasa bahwa istirahat fisik sangat diperlukan
menurut ukuran perjalanan yang telah ditempuh, namun saya dan beberapa orang
lainnya seperti tidak sabar untuk segera ke Masjidil Haram. Ketidaksabaran itu
telah melupakan rasa lelah dan mengantuk yg semula sangat dirasakan. Jarak
hotel dengan Masjidil Haram kira-kira 1,5 km, dan itu sangat mungkin dilakukan
dengan berjalan kaki saja, karena dugaan kami, panitia tentu belum menyediakan
alat transportasi. Namun, rencana kepergian ini kemudian diketahui oleh pihak
hotel, dan tanpa <i>ha-hu</i> (maksudnya konfirmasi sana-sini), mereka segera
menyiapkan mobil hotel untuk kami yang akan ke Masjidil Haram. Petugas hotel bahkan
menjelaskan, bahwa pihaknya telah menyiapkan beberapa mobil yang dapat
digunakan oleh para tamu setiap saat kapan saja akan pergi dan pulang dari
Masjidil Haram selama 24 jam, <i>alhamdulillahi Rabb al-alamiin….haza min
fadhly Rabby!<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Menjelang
tengah malam, kami memasuki masjidil haram yang sudah sangat penuh sesak oleh <i>muthawwif.
</i>Kami semula berusaha untuk berkelompok lebih kurang 7 orang, namun di
pusaran tempat thawaf, kelompok ini jadi terpisah satu persatu, akhirmya aku
dan seorang teman dari Manado yang bertahan dapat bersama hingga putaran ke
tujuh. Di setiap putaran kami berusaha untuk mendekati Ka’batullah agar, paling
tidak, dapat mencium hajar aswad, namun hingga putaran ke tujuh hal itu tidak
kunjung terjangkau akibat padatnya pusaran <i>muthawwif</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Semenjak
memasuki area Masjidil Haram hingga thawaf putaran ketujuh, energi saya terasa
seperti di<i>charge</i>. Biasanya dalam kondisi seperti ini, apalagi setelah
menempuh perjalanan panjang, tanpa istirahat, akan terjadi penurunan energi
yang luar biasa, namun begitu memasuki Masjidil Haram dan menyaksikan Ka’batullah,
semua kelelahan itu tidak saya rasakan sama sekali, <i>chemistry</i> Baitullah
seperti memberi energi tambahan dengan sangat luar biasa. Selasai thawaf saya
segera mencari posisi untuk shalat sunat di tempat yang paling dekat dengan
maqam Ibrahim, namun padatnya orang yang thawaf, terpaksa shalat sunat hanya
bisa dilaksanakan di pelataran terluar tempat thawaf. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Di
sujud terakhir shalat sunat inilah saya merasakan sesuatu yang sangat aneh pada
diri saya. Memori saya seperti berputar kencang untuk menampilkan berbagai
episode kehidupan pribadi saya, meski saat sujud hal itu saya biarkan berlalu,
namun setelah duduk tahiyat akhir kurasakan banjir airmata yang tercurah begitu
saja di pipiku…sungguh sangat tidak biasa!..entah berapa lama saya sujud tadi juga
hampir saya tidak bisa mengingatnya, lalu kenapa begitu banyak airmata yang
tercurah ketika saya sudah duduk kembali? <i>wallahu a’lam</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 11.0pt;">Tanpa jeda setelah do’a-do’a di
hadapan maqam Ibrahim, sayapun segera menuju <i>mas’a</i> (tempat sa’i) di bukit
Shafa dan bukit Marwa. Meski tidak mudah berjalan diantara kerumunan orang-orang,
apalagi di dekat Shafa, namun semangat untuk menyelesaikan ‘umrah tetap tinggi,
pada hal sudah hampir jam 02.00 dinihari. Keringat pun terasa membasahi badan
meski blower tempat sa’i tak henti menghembuskan hawa dingin, tapi energi ini,
yang seharusnya sudah melorot, terasa tidak berkurang dan terus menggebu
menyelesaikan <i>sa’i</i> hingga step ke tujuh, dan <i>sa’i</i>pun dapat
diselesaikan </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;">menjelang jam 03.00 dinihari.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNQvK3mjOffR_HHiDIM-azWFGdZhBvN0Az_cj34kl0Ml_b2oFCwMya4L01YBN2N94rL25HLfAwtaZt4FdF8QjswIw7O1BkQoEhSAXVI5zD5F_J0y7cFHi23SUy0f-5qvtQJccZRWFy098/s1600/20140926_074806.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNQvK3mjOffR_HHiDIM-azWFGdZhBvN0Az_cj34kl0Ml_b2oFCwMya4L01YBN2N94rL25HLfAwtaZt4FdF8QjswIw7O1BkQoEhSAXVI5zD5F_J0y7cFHi23SUy0f-5qvtQJccZRWFy098/s1600/20140926_074806.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 11pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Selesai
<i>sa’i </i>seharusnya setiap jama’ah ‘umrah menyembelih hewan sebagai <i>hadyu
</i>untuk bisa <i>tahallul, </i>namun saya dan jamaah undangan lainnya agaknya
tidak perlu memikirkan itu, karena sebelum keberangkatan sudah diberi tahu
bahwa hewan sembelihan untuk <i>hadyu</i> akan dibayarkan oleh Raja. Dengan
demikian selesai pelaksanaan sa’i ‘umrah saya dan jama’ah undangan lainnya
dapat secara langsung <i>tahallul </i>tanpa harus memikirkan <i>hadyu</i>….. <i>haza
min fadhly Rabby!</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Setelah
mengerjakan sa’i, saya seharusnya segera melakukan <i>tahallul </i>untuk bisa
melepas pakaian <i>ihram</i>, namun saya tidak mempersiapkan gunting untuk
melakukannya sendiri, karena itu, saya berusaha mencari-cari kalau ada jama’ah lain
yang sedang <i>tahallul</i>. Sambil berjalan diantara kerumunan orang-orang di lorong
keluar <i>mas’a</i>, saya berharap ada diantara jama’ah yang bisa dimintai
tolong, akan tetapi hingga sampai ke pelataran luar masjidil haram saya tidak
menemukannya. Akhirnya dengan berjalan di sela-sela arus keramaian jama’ah yang
hendak shalat shubuh, saya mencoba berjalan lebih keluar pelataran untuk ber<i>tahallul</i>,
namun tetap sia-sia. Tanpa terfikir bahwa waktu shubuh sudah dekat, sayapun memutuskan kembali ke hotel untuk bisa <i>tahallul.
</i>Dengan dibantu oleh salah seorang staf hotel akhirnya <i>tahallul</i>pun
dapat dilaksanakan, artinya ibadah ‘umrah pun selesai. Namun untuk melaksanakan
shalat shubuh di Masjidil Haram sudah tidak memungkinkan karena seiring <i>tahallul,</i>
azan shubuhpun sudah berkumandang, dan akhirnya saya shalat shubuh bersama di
hotel setelah mengganti pakaian ihram dengan pakaian biasa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Pagi
Jum’at 26 September, saat berbaring untuk istirahat di kamar hotel pagi ini,
masih muncul keinginan untuk segera ke Masjidil Haram lagi, tanpa menyadari
bahwa sejak malam saya belum tidur semenitpun sejak keberangkatan dari
Indonesia dan bahkan sampai di Mekkahpun langsung mengerjakan ‘umrah, padahal hari
ini adalah hari Jum’at, dimana pada jam 10.00 juga akan ke Masjidil Haram untuk
shalat jum’at, entah kenapa keinginan itu besar sekali. Namun setelah menyadari
itu, saya paksakan untuk bisa tertidur barang sejam atau dua jam saja. Akhirnya sayapun terbangun jam 10.00 dan setelah
mendapatkan istirahat lebih dua jam, saya segera mempersiapkan diri berangkat
ke masjidil haram untuk melaksanakan shalat jum’at. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Semula
saya memperkirakan bahwa pada jam ini tentu Masjidil Haram masih belum ramai,
jadi bisa mengambil tempat lebih dekat ke Ka’batullah. Namun kenyataannya tidak
sesuai dengan perkiraan. Jama’ah shalat jum’at sudah melimpah ke luar dari pelataran
luar Masjidil Haram, bahkan untuk mencapai pelataran luar saja saya tidak
sanggup karena padatnya jama’ah. Akhirnya terpaksa memutuskan untuk shalat di pinggiran jalan
masuk pelataran luar, dan itupun sudah sangat berdesak-desakan di tengah
teriknya matahari dan suhu yang sangat tinggi (l.k.44 °C), namun saya maupun
jamaah lainnya hampir-hampir tidak menghiraukannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 11.0pt;">Hari ini tamu hotel Makarim
Ummul Qura makin bertambah dengan datangnya rombongan tamu dari negara-negara
lain yang satu persatu check in di hotel ini. Mereka semua adalah calon haji
undangan Kerajaan yang sama dengan kami. Di sore hari kedua ini, tidak banyak
kegiatan yang dilakukan, kecuali berusaha berinteraksi dengan saudara-saudara
muslim kita itu. Sama seperti kami yang datang dari Indonesia, mereka terdiri
dari berbagai professi, ada yang akademisi, lawyer, dokter, ulama, guru, dan
penggiat-penggiat keislaman lainnya di negara masing. Interaksi dengan mereka berlangsung
lancar apalagi bila menyangkut masalah Islam atau masyarakat muslim di negara
masing-masing. Bagi saya, yang dengan kemampuan bahasa asing (Arab/Inggris)
pas-pasan dan tidak aktif, dan dengan sedikit terbata-bata, namun ini
kesempatan ini sangat berharga untuk melatih bicara bahasa Arab dan Inggris
secara aktif. Semula sangat canggung saya rasakan karena menduga para tamu ini
fasih berbahasa Inggris atau Arab, namun setelah komunikasi berjalan, ternyata
hampir semua juga seperti saya, mereka hanya memiliki kemampuan bahasa asing yang
pasif, kecuali mereka dari negara-negara yang berbahasa Arab atau Inggris ....(baca lanjutannya...klik di <a href="http://www.irhash.com/2015/02/hadza-min-fadhli-rabby-pengalaman-haji_13.html">sini</a>)</span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 11.0pt;"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 11.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 11.0pt;">© Irhash A. Shamad </span></span></div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-45467802800128527252015-02-09T23:58:00.000+07:002015-06-21T01:56:59.784+07:00"Hadza Min Fadhli Rabby" : Pengalaman Haji Atas Undangan Raja Saudi Arabia 2014 (Bagian 1)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhggU003ct3m7DHNUNd_3hX37GN-pyiQtErEhkZ9hHI8WV9t7VE1wTE5py8210a6Own3qkei1bjxVHp_eUD4Vj5G2cXymifsj6UQjtVOEDUwffW1VOZ9n2JyY-r5_p3Tm7ziLHGyuzIH-I/s1600/Haj-01+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhggU003ct3m7DHNUNd_3hX37GN-pyiQtErEhkZ9hHI8WV9t7VE1wTE5py8210a6Own3qkei1bjxVHp_eUD4Vj5G2cXymifsj6UQjtVOEDUwffW1VOZ9n2JyY-r5_p3Tm7ziLHGyuzIH-I/s1600/Haj-01+copy.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Bagi
saya dan keluarga, keinginan untuk menunaikan ibadah haji sejak beberapa tahun
terakhir sudah menjadi impian yang begitu
kuat namun masih saja terasa mengawang. Meskipun sudah ada niat untuk mendaftar
haji reguler pada tahun 2014 ini, namun masa tunggu yang begitu panjang (l.k.
12 tahun) membuat kami kembali mempertimbangkan untuk mendapatkan program yang
lebih singkat, dan satu-satunyanya cara adalah mendaftar ONH Plus. Akan tetapi dengan
menimbang situasi finansial kami sekarang, rasanya itupun juga terasa berat untuk saat ini. Selama dua
tahun terakhir ini banyak beban finansial yang harus ditunaikan, serta berbagai
masalah internal keluarga yang muncul tahun ini tercatat begitu menyita
pemikiran pula. Akan tetapi, justru hal itu pulalah yang membuat kami semakin
memerlukan wahana untuk lebih ber<i>taqarrub</i> kepada Sang Khaliq, dan tentu,
menunaikan ibadah haji adalah salah satu ibadah wajib yang paling tepat untuk
tujuan <i>taqarrub </i>itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Beberapa
hari sebelum Ramadhan 2014, secara kebetulan dan (pastinya) atas kehendak Allah
SWT, salah seorang sahabat alumni
Jami’ah Umm Quro Makkah, tiba-tiba meminta saya mempersiapkan dokumen berupa fotocopy
paspor dan Curiculum Vitae (CV) untuk Kedutaan
Saudi Arabia di Jakarta. Menurutnya, dukumen itu untuk melengkapi administrasi
calon jemaah haji dan pembuatan visa untuk pemberangkatan haji 2014 atas
undangan Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud. <i>Subhanallah!,</i>...meski
setengah percaya terhadap apa yang disampaikan, saya tetap mempersiapkan
dokumen-dokumen tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Beberapa
waktupun berlalu ; hingga akhir Ramadhan, Syawal, bahkan hingga awal Zulqai’dah,
info tentang kemungkinan berangkat haji itu seperti hilang begitu saja. Masih
saja belum ada kabar apa-apa tentang kelanjutannya, bahkan, saya hampir
memastikan, bahwa itu hanyalah harapan kosong yang mungkin belum perlu masuk
ruang agenda saya tahun ini, dan karena itu pula saya sengaja tidak memberitahu
siapa-siapa, termasuk anggota keluarga sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Pada
minggu pertama Zulqa’idah saya mendapat pesan (sms) yang meminta agar saya mengirimkan
Passport asli dan Kartu Kuning (vaksin mininginitis) ke Kedutaan Besar Saudi
Arabia melalui Atase Keagamaan di Jakarta. Dengan pesan ini, keyakinan sayapun
mulai sedikit menguat menjadi 75 persen, namun saya juga masih belum berani
untuk memberitahu keluarga besar, karena menurut informasi yang saya dapat,
bahwa itu juga belum dapat menjadi alasan bahwa saya pasti akan diberangkatkan,
meskipun hati kecil ini tetap berharap bisa melaksanakan ibadah haji dengan
undangan Raja Saudi ini. Untuk Itulah, diam-diam saya mempersiapkan diri dengan
manasik privat, perlengkapan ihram serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk
di tanah suci nantinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Pada
tanggal 25 Zulqa’idah (20 September 2014) atau tidak sampai dua minggu sebelum
pelaksanaan haji ‘Arafah, barulah saya mendapat telepon langsung dari
salah seorang pejabat Atase Keagamaan
Kedutaan Besar Saudi Arabia di Jakarta yang memberitahukan bahwa saya bersama
tamu-tamu kerajaan lainnya akan diberangkatkan dari Jakarta tanggal 25
September 2014 untuk menunaikan ibadah Haji di Mekkah tahun ini (1435 H.). Diinformasikan
juga bahwa pelepasan jamaah calon haji undangan khusus Raja ini akan
dilaksanakan di rumah kediaman Duta Besar Saudi Arabia (jalan Teuku Umar
Jakarta Pusat), pada Kamis 25 September jam 07.00 pagi, dan semua undangan diharapkan
telah membawa serta semua perlengkapan pribadi seperlunya untuk perjalanan haji,
segala puji bagi <i>Allah Rabb al-‘alamiin</i>…<i>haza min fadhly Rabby!. </i>Dengan telepon terakhir ini sontak
keyakinan saya meningkat menjadi 95 persen. Artinya masih saja tersisa 5 persen
untuk kemungkinan gagal, karena hingga detik itu saya belum memiliki pegangan
tertulis apapun yang menyatakan bahwa pihak kedutaan memang akan
memberangkatkan saya, kecuali pemberitahuan lisan dari pihak Atase Keagamaan
yang orangnya secara pribadi bahkan belum saya kenal sama sekali (Bapak
Noorman).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Dengan
pemberitahuan ini, dan bagaimanapun rasa kekurangyakinan saya itu masih
tersisa, namun saya harus segera bersiap-siap untuk berangkat ke Jakarta,
paling lambat tanggal 24 September sore, dan saya segera mempersiapkan diri
sebaik-baik mungkin untuk itu, meski waktu sangat sempit untuk mempersiapkan
sebuah perjalanan spritual yang sangat bersejarah dalam hidup saya. Saya
sengaja membooking hotel yang lebih dekat dengan rumah kediaman Duta Besar
Saudi di jalan Teuku Umar Jakarta untuk
satu malam agar tidak terlambat untuk pagi-pagi sekali berada di sana dengan
semua persiapan keberangkatan ke tanah suci. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Berbekal
pemberitahuan lewat telepon itu, maka tanggal 24 September 2014 saya berangkat
ke Jakarta dengan tanpa ragu sambil mempersiapkan mental untuk kemungkinan
gagal berangkat haji. Oleh karenanya, suasana keberangkatan ini sengaja tidak
dibuat istimewa dan monumental seperti layaknya orang-orang pergi berangkat
Haji, apalagi pula tanpa diawali dengan <i>walimatus
safar </i>dalam rangka syukuran atau
apalah namanya. Saya ke bandara dengan
hanya diantar oleh keluarga kecil, istri, mantu, cucu, dan salah seorang adik ipar,
keberangkatan yang tidak lebih dari keberangkatan yang sangat biasa. Meskipun
sebelumnya semua keluarga inti saya ; istri, orang tua, anak-anak, mantu dan
saudara-saudara yang lain sudah diberitahu tentang hal ini, namun hanya sebatas
pengetahuan tentang kemungkinan, belum sebuah kepastian. Hal itu ternyata tak
mengurangi antusiasme mereka untuk memberikan support dengan cara mereka
masing-masing, meski saat keberangkatan ini, anak-anak saya tidak dapat ikut
mengantarkan, namun terasa ada nuansa keharuan tersendiri dengan keadaan yang
tidak lazim seperti ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">Tepat jam 07.00 pagi tanggal 25 September 2014 saya sudah
berada di depan rumah Duta Besar Saudi Arabia. Pagi ini sudah ada beberapa
orang calon undangan lain yang datang dari berbagai daerah. Di pintu pagar
sudah ada kesibukan para petugas dan para tamu yang sedang menelusuri sebuah
daftar dan mencari nama masing-masing untuk memastikan bahwa mereka terdaftar.
Ada kekhawatiran di hati ini, jangan-jangan justru nama saya tidak tercantum di
daftar itu, sebagaimana juga kekhawatiran yang dirasakan oleh tamu-tamu yang
lainnya. Kekhawatiran ini lebih-lebih dirasakan oleh tamu-tamu yang
‘keberangkatan’ mereka saat ini diantar oleh sanak keluarga. Tidak bisa
dibayangkan, kalau saja mereka tidak jadi diberangkatkan. Namun, sekali lagi </span><i style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">alhamdulillah</i><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">,
nama saya memang ada didaftar itu. Ini artinya, saya akan berangkat ke tanah
suci untuk menunaikan ibadah haji atas undangan Raja Arab Saudi, </span><i style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">alhamdulillahi
Rabb al-‘aalamiin</i><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">, </span><i style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">haza min fadhli Rabby!</i><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">. </span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;"> </span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">Satu persatu tamu yang terdaftar diberikan ID
Card dan dipersilakan memasuki halaman Duta Besar, untuk kemudian masuk ke
dalam rumah. Meskipun saya dan para tamu lainnya tidak saling kenal pada
awalnya, namun pagi ini serasa mendadak muncul keakraban tersendiri. Selesai
temu ramah, upacara pelepasan calon haji undangan Raja Arab Saudi inipun
dimulai dengan sambutan oleh Bapak Dr. Ibrahim Al Nughaimsy (Atase Agama
Kedutaan Arab Saudi) dilanjutkan dengan pelepasan secara resmi oleh Duta Besar
Arab Saudi Bapak Syekh Musthafa Ibrahim Al-Mubarak. Acara, yang tentu saja
dilengkapi dengan jamuan ala Arab Saudi, ini kemudian diakhiri dengan
penyerahan pakaian ihram yang telah disediakan secara cuma-cuma untuk
masing-masing tamu undangan yang akan diberangkatkan.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimI3F6AVOuVSEpgOxz2QXQ7VvsRLuPKM5TgvMQYamd6wTfz_pdua0e5_JaRMy8LW1_zPR7ymGiv51NW26aVSkP_5iETuUoJU4upWy6Qu7SFcLkeQjewUyGJoh4aQFn-XbNFCVpahSHjBw/s1600/Haj-02.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimI3F6AVOuVSEpgOxz2QXQ7VvsRLuPKM5TgvMQYamd6wTfz_pdua0e5_JaRMy8LW1_zPR7ymGiv51NW26aVSkP_5iETuUoJU4upWy6Qu7SFcLkeQjewUyGJoh4aQFn-XbNFCVpahSHjBw/s1600/Haj-02.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Pada
jam 10.30 acarapun selesai, dan kami berangkat menuju bis yang akan membawa
kami menuju Bandara Soekarno-Hatta, sementara bagasi bawaan sudah terlebih
dahulu diurus oleh panitia dengan menggunakan mobil box tersendiri. Ada
kelegaan yang saya rasakan selama di perjalanan menuju Bandara. Semua keragu-raguan
akan kemungkinan tidak jadi berangkat menjadi sirna, yang ada hanyalah
kesyukuran dan kesyukuran atas semua karunia yang telah ditentukan Allah SWT
ini. Semogalah perjalanan ini diredhaiNya dan senantiasa diberi kekuatan dan
kesehatan hingga dapat menjalankan semua syarat dan rukun haji sesuai dengan
tuntunan Rasulullah SAW. dan kembali ke tanah air dengan selamat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Di
terminal 2B Bandara Soekarno Hatta, panitia pemberangkatan membagikan tiket
masing-masing dan mengembalikan Passport asli beserta Kartu Kuning yang
beberapa waktu yang lalu dikirimkan. Kami mengira setelah passport
dikembalikan, semua urusan keberangkatan seperti bagasi, imigrasi, airport tax
dan lain-lain, selanjutnya akan diurus oleh masing-masing, namun ternyata semua
itu juga sudah diuruskan oleh panitia yang ditunjuk, kami dengan tentengan
tangan masing-masing langsung menuju imigrasi tanpa terlebih dahulu harus check
in di kounter untuk kemudian masuk ke ruang tunggu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">Pada
jam 13.05 semua jamaah undangan khusus Kerajaan ini berangkat ke Jeddah dengan
menggunakan maskapai penerbangan SaudiAirlines. Sebelum tinggal landas, kepada
kami diberitahukan bahwa pesawat akan langsung menuju Jeddah dan akan menempuh
perjalanan selama 10 jam tanpa transit. Daerah <i>miqat</i> akan dilewati di
atas pesawat, karenanya, kepada kami diharuskan menyiapkan pakaian ihram yg
sudah disediakan untuk dipakai di atas pesawat beberapa menit sebelum mendarat
di Jeddah, tepatnya di atas wilayah <i>Qarnul manazil </i>(<i>Yalamlam</i>).
Sekitar l.k. jam 10 malam pada jam saya (atau jam 06.00 sore WSA), kami jamaah
penumpang SaudiAirline diberitahu lewat monitor masing-masing agar bersiap-siap
mengganti pakaian dengan pakaian ihram, karena beberapa menit lagi pesawat akan
memasuki wilayah <i>miqat. </i>Saya dan semua jamaah penumpang bersegera
memakai pakaian ihram. Berhubung mushalla di atas pesawat luasnya terbatas,
begitu juga tempat wudhu’, maka pergantian pakaian ini dilakukan secara
bergantian. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">Setelah semua selesai mengganti
pakaian, kemudian masing-masing melafazhkan niat ‘umrah (</span><i style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">labbaika allahumma
‘umratan</i><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">), dan segera setelah itu berkumandanglah </span><i style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">talbiyah </i><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">di dalam kabin
pesawat. Seiring lantunan </span><i style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">talbiyah </i><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">yang kian terasa sendu, hatikupun
terasa luruh, membayangkan karunia Allah yang saat ini aku terima, hingga
akhirnya aku dapat mengunjungi Baitullah tahun ini untuk menunaikan rukun Islam
yang kelima, tanpa harus menunggu beberapa tahun …. </span><i style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">aku penuhi panggilanMU
ya Allah, aku penuhi panggilanMU….</i><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;"> </span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;"> </span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif; font-size: 11pt;">terasa begitu bergetar karena panggilan itu
benar-benar saya rasakan dalam anugerah undangan khusus ini.</span>........ (baca lanjutannya.... klik di <a href="http://www.irhash.com/2015/02/hadza-min-fadhli-rabby-pengalaman-haji_11.html">sini</a>)</span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">© Irhash A. Shamad </span></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;"><br /></span></div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-19480667321432876432014-12-15T19:09:00.001+07:002014-12-15T19:09:48.622+07:00Inspirasi : Fajar Menyapa 11 <div>
<b><i><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-no-proof: yes;"><br /></span></i></b></div>
<b><i><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">D</span><span style="background: white; font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">i pelataran halamanku ketika fajar,…pendaran cerah menyembul
penanda siang akan menjelang, berharap siklus baru kehidupan akan berputar
kembali….. namun, pendaran yang biasanya senyap kali ini terasa gaduh, seakan
tak lagi mampu membiaskan cerah, tersaput kilasan cahaya warna warni yang
saling berebut memacu fajar, saling pantul, saling bias, dan saling tabrak,…….
meski setiap kilasan itu menjanjikan siang, tapi kegaduhan itu serasa tak lazim
di pendengaran fajarku, melunturkan nurani senyapku yang tak bisa menangkap
harap di kebisingan, dan…. jangan salahkan bila nurani senyap ini hanya akan
menitip asa pada yang tak gaduh ….. Selamatkan Indonesiaku!</span></i></b><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-no-proof: yes;"> ….. </span><span lang="EN-US" style="background: white; font-family: Candara, sans-serif; line-height: 115%;">©Irhash FB 6 April 2014</span><span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-no-proof: yes;"><br /></span></div>
Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5267492569722744607.post-61118359967652114582014-12-15T19:03:00.000+07:002014-12-15T19:12:56.038+07:00Inspirasi : Fajar Menyapa 10 <div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: 6pt; text-indent: -0.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span class="textexposedshow"><span lang="EN-US" style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Candara; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: Candara;">1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal;"> </span></span></span><br />
<span style="background: white; font-family: Candara, sans-serif; font-size: 14pt; text-indent: -0.25in;"><b><i> </i></b></span><span style="background: white; font-family: Candara, sans-serif; font-size: 14pt; text-indent: -0.25in;"><b><i>Kusematkan amanat inspirasi pada tidurku yang tak lelap,.... dan ku larutkan malam tuk mengetuk aras fikirku agar ku dapatkan kata , dan ...... seketika... 'wacana'pun menggelar kata, kala kutautkan fikir di kedalaman sujud pada hamparan bias fajar yang sedang membuka.... (alhamdulillahi Rabb al-'alamiin) </i></b></span><span style="background-color: white; font-family: Candara, sans-serif; text-indent: -0.25in;">©Irhash FB</span><span class="textexposedshow" style="font-family: Candara, sans-serif; text-indent: -0.25in;"> 8 Nopember 2013</span><br />
<span class="textexposedshow" style="font-family: Candara, sans-serif; text-indent: -0.25in;"><br /></span>
<br />
<div>
<span class="textexposedshow" style="font-family: Candara, sans-serif; text-indent: -0.25in;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-bottom: 6pt; text-indent: -0.25in;">
<span lang="EN-US" style="background: white; font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Tahoma; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><span class="textexposedshow"><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<span class="fullpost">
</span>Irhash A. Shamadhttp://www.blogger.com/profile/11812305808099973232noreply@blogger.com0